Sebentar lagi bulan yang penuh berkah dan Suci Ramadhan 1433 H telah
masuk lagi, di mana kita akan diberi kesempatan lagi untuk beramal
sebanyak-banyaknya di bulan itu, insya Allah yang Maha Rahim memberi ridho kepada kita. Amiin.
Saat ini kita berada di bulan Sya’ban 1433 H (bulan sebelum
ramadhan, penanggalan Hijriah). Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan
yang dirahmati oleh Allah SWT,
Tanggal 15 Sya’ban 1433 H jatuh pada tanggal 4 Juli 2012 (Malam Nisfu
Sya’ban pada hari Rabu tgl 4 Juli 2012 Malam Kamis sejak terbenamnya
matahari).
Kata Sya’ban, menurut Ensiklopedi Islam, berasal dari kata
syi’ab (jalan di atas gunung). Dikatakan
Sya’ban karena pada bulan itu ditemui berbagai jalan untuk mencapai kebaikan. Menurut Syekh ‘Alamuddin as-Sakhawi, kata
Sya’ban berasal dari kalimat
‘Tasya’ubil Qabail’ artinya berpecahnya kabilah-kabilah atau berpisah-pisahnya (bercabang-cabang) mereka.
Masyarakat Muslim banyak yang tidak mengetahui bahwa Sya’ban ini
termasuk bulan yang disukai Rasulullah saw. Rasulullah saw ketika
ditanya oleh beberapa orang shahabat tentang latar belakang puasanya di
bulan Sya’ban itu, menjawab, “Bulan diangkatnya amal-amal kepada Robbul
‘alamin. Maka aku ingin diangkat amalku dan aku sedang puasa” ( HR.
Nasa’i ).
Adabeberapa riwayat hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah saw
sangat mencintai bulan Sya’ban. Kecintaannya itu ditunjukkan melalui
sikap dan perbuatannya yang mencerminkan bahwa bulan Sya’ban ini
memiliki nilai keutamaan tersendiri.
Keutamaan Sya’ban ini disampaikan Rasulullah saw, yang menurut penilaian
para ahli hadits termasuk hadits yang shahih. Abdullah bin Abi Qais
telah mendengar Aisyah berkata, ”Termasuk bulan yang paling disukai
Rasulullah untuk melaksanakan puasa adalah bulan Sya’ban, lalu beliau
menyambungnya dengan bulan Ramadhan (HR. Ahmad, Abu Daud, dan al-Hakim).
Apa yang menyebabkan malam Nisfu Sya’ban ini besar artinya bagi umat
Muslim ? Berikut ini diceritakan seperti yang di alami Rasulullah Saw:
Kebesaran hari ini diterangkan oleh Rasulullah saw.
” Malaikat Jibril mendatangiku pada malam Nishfu (15) Sya’ban, seraya
berkata, ” Hai Muhammad, malam ini pintu-pintu langit dibuka. Bangunlah
dan Shalatlah, angkat kepalamu dan tadahkan dua tanganmu kelangit .”
Tapi ada beberapa dalil yang dibuat-buat, bahkan dipalsukan. Sehingga
tidak layak untuk dijadikan sebagai landasan akan keutamaan bulan
Sya’ban itu sendiri.
Beberapa dalil yang dinyatakan oleh para ulama pakar ilmu hadits
sebagai hadits palsu (maudhu’) berbicara tentang keutamaan bulan
Sya’ban. Riwayat itu di antaranya,” Keutamaan bulan Sya’ban dibanding
bulan-bulan lainnya seperti keutamaanku dibanding seluruh para nabi. Dan
keutamaan bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya seperti
keutamaan Allah dibanding para hamba-Nya.”
Imam Ibnu Hajar mengatakan,”hadits tersebut palsu (maudhu’). Karena
as-Saqthi salah seorang perawinya terkenal sebagai pemalsu hadits dan
sanad. Dan perawi-perawi lainnya dalam hadits itu sama sekali tidak
pernah meriwayatkan hadits ini.
Walaupun kita mengetahui keutamaan bulan Sya’ban ini, namun kita
tidak boleh melakukan sesuatu dengan cara-cara yang tidak dicontohkan
Rasulullah SAW. Hadits-hadits shahih di atas menjelaskan kepada kita,
bahwa untuk memperoleh keutamaan dari bulan Sya’ban ini dengan melakukan
puasa, bukan dengan melakukan ritual dan memanjatkan do’ayang
diada-adakan.
http://an-nuur.org/2012/07/berkumpul-dan-berdoa-pada-malam-nisfu-syaban-menurut-perspektif-syari/
Ibn Ishak meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah
memanggil isterinya, Aisyah dan memberitahukan tentang Nisfu Sya’ban.
“Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam ini adalah
malam di mana Allah yang Maha Agung memberikan pembebasan dari api
neraka bagi semua hambanya, kecuali enam kelompok manusia”. Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu:
Pertama, kelompok manusia yang
tidak berhenti minum hamr atau para peminum minuman keras. Sebagaimana
berulang kali dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hamr adalah jenis
minuman yang memabukkan, baik jenis minuman yang dibuat secara
tradisional mapun jenis minuman yang dibuat secara modern. Istilah
populernya adalah minuman keras atau miras. Yang disebut pertama antara
lain tuak atau ballok, baik ballok tala, ballok nipa, maupun ballok
ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir dan whyski. Termasuk
kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr ialah orang-orang
menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan pengedarnya. Mereka
ini tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi malah diancam
dengan siksaan api neraka.
Kedua, orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori
mencerca orang tua ialah berbuat jahat terhadap orang tua yang dalam hal
ini ibu bapak. Menurut ajaran agama yang menyatakan syis saja kepada
ibu atau bapak itu sudah termasuk dosa. Membentak orang tua termasuk
perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada
manusia untuk tidak beribadah selainNya, maka kepada kedua orangtua
berbuat baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu Illah Iyyahu wa
bilwalidaini ihsanan (al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik terhadap
orang tua antara lain bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan
yang mulia, merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang,
dan kepada keduanya didoakan; “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil.”
Ketiga, orang-orang yang membangun tempat zina. Tempat berzina dimaksud
adalah tempat pelacuran yang kini nama populernya tempat PSK (pekerja
seks komersial). Golongan atau kelompok orang yang seperti ini, pada
malam Nisfu Sya’ban tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi
sebaliknya mereka dijanji dengan siksaan dan azab.
Keempat, orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan
harga barang dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya,
penjual bahan bakar minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis
ini sudah ada harga standar, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya
secara zalim, maka penjual yang demikian itulah yang tidak mendapat
pembebasan dari neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori petugas cukai
adalah para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan
retribusi. Misalnya petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang
menerima uang atau cukai dari penjual dengan bukti penerimaan dengan
karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran kalau uang diterima tetapi tidak
diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam, kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini
suka menyebarkan isu dan pencitraan buruk yang sesungguhnya hanyalah
sebuah fitnah. Keenam golongan inilah yang disebut tidak mendapat
fasilitas itqun minannar.
Atas dasar itu, kiranya kita semua dapat menyadari bahwa sesungguhnya
bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci
Ramadan. Persiapan itu meliputi persiapan mental dan persiapan fisik.
Manusia atau umat hendaknya memasuki bulan suci Ramadan sudah dalam
keadaan iman yang mantap dan sudah dalam keadaan mendapatkan syafaat,
dan sudah dalam keadaan mendapat jaminan dan pembebasan dari siksaan api
neraka. Wallahu a’lam bissawab.
http://kamimuslimsejati.blogspot.com/2012/05/malam-nisfu-syaban.html
Imam al-Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam
Syafaat, karena menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan Sya’ban Allah
SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Lalu pada malam
ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Meskipun demikian ada
beberapa gelintir orang yang tidak diperuntukkan pemberian syafaat
kepadanya. Orang-orang yang tidak diberi syafaat itu antara lain ialah
orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan orang-orang yang tidak
berhenti berbuat keburukan.
Nisfu Sya’ban dinamakan juga sebagai malam pengampunan atau malam
magfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada
seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya yang shaleh. Namun dalam
pemberian ampunan itu dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap
pada perbuatannya mensyarikatkan Allah (musyrik), dan bagi mereka
yang tetap berpaling dari Allah SWT. Nabi bersabda: Tatkala datang
malam Nisfu Sya’ban Allah memberikan ampunanNya kepada penghuni bumi,
kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).
Siapakah Imam al Ghazali, silakan baca di link di bawah ini:
http://trimudilah.blogspot.com/2009/09/imam-al-ghazali-sang-hujjatul-islam.html
Perlu diketahui bahwa Imam ghazali telah sampai ke
derajat Hujjatul
Islam, sedangkan Hujjatul Islam berarti telah hafal 300.000 (tiga ratus
ribu) hadits berikut sanad dan hukum matannya, beliau diakui oleh banyak sekali para Hujjatul Islam lainnya,
diantaranya Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy, beliau banyak
sekali mengambil ucapan Imam Ghazali pada kitabnya Fathul Baari beliau
banyak merujuk fatwa Imam Ghazali dari kitabnya AL Ihya, demikian pula Hujjatul Islam AL Imam Nawawi, demikian pula Al Hafidh AL
Imam Qurtubiy, AL Hafidh Al Imam Assuyuthiy, (Al Hafidh adalah gelar
bagi mereka yg telah hafal 100.000 (seratus ribu hadits) berikut sanad
dan hukum matannya,
Kita memaklumi ikhtilaf para Muhaddits, namun jika muncul orang masa
kini mengatakan Imam Ghazaliy sesat, hendaknya ia berfikir bagaimana
orang mulia ini telah hafal 300 ribu hadits dan dirujuk oleh para
hujjatul islam lainnya,
hendaknya ia berhati hati.
Apalagi mereka yg menuduh itu tak hafal satu hadits pun berikut sanad dan hukum matannya.
http://www.indonesiaandroid.com/question.php?qid=20120425095421AAfEqfs
6 Pertanyaan Imam Ghazali
Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya :
Pertanyaan pertama : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Murid 4 : Kaum kerabat
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan
kita ialah MATI ( Surah Ali-Imran:185) . Sebab itu janji Allah bahawa
setiap yang bernyawa pasti akan mati.”
Pertanyaan kedua : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?”
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Murid 4 : Bintang-bintang
Iman Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak
akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari
ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.”
Pertanyaan ketiga : “Apa yang paling besar didunia ini ?”
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali
adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati
dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”
Pertanyaan keempat :”Apa yang paling berat didunia ?”
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : “Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG
AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan
malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi
khalifah(pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya
berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia
masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.”
Pertanyaan kelima : “Apa yang paling ringan di dunia ini ?”
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Murid 4 : Daun-daun
Imam Ghazali : “Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan
sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita
atau urusan dunia, kita tinggalkan solat.”
Pertanyaan keenam :”Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?”
Murid- Murid dengan serentak menjawab : Pedang
Imam Ghazali : “Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia
ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati”