Perkataan yang sangat tidak mengenakkan hati, sering diucapkan ibu-ibu di sebuah grup WA kepada para orang tua pasien kami dengan perkataan yang sangat tidak berdasar dan tentu bisa mempengaruhi banyak orang tua lain yang awam agar tidak memperbaiki ciri-ciri fisik Down Syndrome bayinya yaitu dengan mengatakan bila memperbaiki / mengurangi ciri-ciri fisik DS-nya maka berarti mengubah wajahnya.
1. Ibu kalau mengubah penampilannya berarti ibu tidak menerima kalau dia terlahir Down Syndrome.
2. Ibu kalau mengubah wajah bayi ibu, berarti tidak ikhlas menerima wajahnya yang sudah demikian lahirnya (banyak ciri DS)
MARI KITA BAHAS 1 PER 1 PERBAIKAN PADA CIRI-CIRI FISIK DOWN SYNDROME APAKAH BERTUJUAN MENGUBAH WAJAH ATAU TIDAK.
APAKAH MEMPERBAIKI CIRI-CIRI FISIK DS DI WAJAH BERARTI TIDAK IKHLAS MENERIMA KELAHIRANNYA ?
GRAFIK SKRINING TUMBUH KEMBANG ANAK YAITU TABEL DENVER II
Di dalam ilmu medis terhadap perkembangan tumbuh kembang anak ada disebut pemeriksaan Denver II adalah suatu pemeriksaan yang digunakan untuk screening perkembangan Anak dari lahir sampai usia 6 tahun, yang meliputi 4 aspek penilaian yaitu personal sosial, motorik kasar, bahasa, dan motorik halus dengan 125 item di dalamnya. Bayangkan 125 item yang (seharusnya) dicapai, namun ini tentulah untuk anak yang bukan kelainan kromosom (dalam arti bayi biasa), dikarenakan bayi DS adalah mengalami kondisi delay (keterlambatan).
Jadi Tabel Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Jadi Tabel Denver II bukanlah acuan untuk perbaikan fisik bayi, namun bertujuan untuk mendeteksi dan memantau perkembangan anak usia (0-6 tahun), mengajarkan perilaku anak sesuai usia, perkembangan gerakan motorik kasar dan motorik halus serta berbahasa (bicara). Jadi semakin serong ke kanan atas dan dicapai anak, maka itu berarti adalah perkembangan terbaik. Artinya jika dicurigai (anak) mengarah ke keterlambatan perkembangan, bisa segera merujuk ke tenaga fisioterapis dan terapis tentunya, bila ada penyertaan kelainan organ dalam setelah tes medis tentulah dirujukkan ke dokter spesialis tertentu.
Tidak ada salahnya bayi kelainan kromosompun (semacam Down Syndrome atau lainnya) orang tuanya berusaha memperbaiki semaksimal mungkin terhadap bayinya (pada Tabel Denver II). Masalah kurang bisa tercapai, adalah masalah lain. Demikian pula dengan TABEL TINGGI BADAN yang seharusnya dicapai oleh balita kita walaupun kondisinya Down Syndrome, karena delay-nya itu maka perbaikan yang bisa menyebabkan terlambatnya itu harus diupayakan agar tercapai. Tentu pencapaian yang cepat sesuai target, sangat diingini oleh semua orang tua bayi DS. Baiklah mari kita lanjutkan dengan salah satu ciri fisik bayi DS 1 per 1 :
CIRI 1. CIRI FISIK ANAK DS PENDEK (KURANG TINGGI BADAN)
Ada 2 CIRI FISIK DIPERBAIKI PADA METODE KAMI YAITU AGAR MASUK TABEL KESEHATAN TINGGI BADAN STANDARD WHO/KEDOKTERAN
TABEL TINGGI BADAN BALITA (MENURUT KESEHATAN/MEDIS) |
Apa kegunaan tabel ini yaitu kalau si kecil (balita) tidak sesuai menurut tabel tinggi kesehatan ini, maka bisa berkonsultasi ke kami selagi bayi usia bawah 7 bulan ada treatment khusus dari kami agar kaki lebih panjang dan lehernya lebih jenjang.
SEBENARNYA BAGAIMANA SIKAP ORANG TUA YANG TIDAK MENERIMA ATAU TIDAK IKHLAS DIBANDING DENGAN YANG AKHIRNYA MENERIMA DAN KEMUDIAN BERIKHTIAR SECARA BANYAK (MENYELURUH) HINGGA PERBAIKAN FISIK WAJAH
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasa Malu, Ibu Buang Bayinya yang Dianggap Cacat", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2018/11/14/07453231/merasa-malu-ibu-buang-bayinya-yang-dianggap-cacat?page=all.
Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim
Editor : Khairina
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasa Malu, Ibu Buang Bayinya yang Dianggap Cacat", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2018/11/14/07453231/merasa-malu-ibu-buang-bayinya-yang-dianggap-cacat?page=all.
Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim
Editor : Khairina
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasa Malu, Ibu Buang Bayinya yang Dianggap Cacat", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2018/11/14/07453231/merasa-malu-ibu-buang-bayinya-yang-dianggap-cacat?page=all.
Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim
Editor : Khairina
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Kasus 1 : Jika ada seorang istri hamil, lalu menerima kondisi bayinya yang dinyatakan Down Syndrome misal dengan USG 4 dimensi di usia 15 minggu atau dengan cara medis lainnya, lalu sikapnya menerima tetap atas kehamilannya, yaitu tidak akan mengaborsi / tidak menggugurkan si jabang bayi (janin).
Kasus 2 : Jika ada seorang istri hamil, lalu tidak menerima kondisi bayinya yang Down Syndrome saat dites kandungannya dengan alat medis yang canggih saat ini, maka kalau tindakannya mengaborsi (setelah bayi divonis DS oleh pihak medis), maka wanita tersebut berarti tidak menerima/tidak ikhlas (akan) melahirkan bayi DS, lalu melakukan aborsi. Dan bisa jadi di akhirat kelak tentu ada balasan dari sang Maha Pencipta atas apa yang diperbuat (pengaborsian tersebut), karena bayi mempunyai hak hidup.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasa Malu, Ibu Buang Bayinya yang Dianggap Cacat", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2018/11/14/07453231/merasa-malu-ibu-buang-bayinya-yang-dianggap-cacat?page=all.
Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim
Editor : Khairina
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Karena anak adalah ujian (apapun kondisinya termasuk kelainan kromosom, autis dll) dan kedua orang tuanya harus merawat kesehatannya, membesarkan dan mendidik dengan upaya terbaik yang disanggupi, bukan dengan menelantarkannya (neglect), membuangnya, apalagi sampai bercerai karena melahirkan bayi DS. Jangan lupa juga apapun tindakan kita di dunia ini, nantinya akan diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Kasus 4 : Bayi DS diterima kelahirannya oleh kedua orang tuanya masuk zona menerima (syok dan stres), namun ke dua orang tuanya pasrah saja tidak memfisioterapi bayinya yang DS (mungkin karena masalah ekonomi), hanya dikasih makan, dimandikan, layaknya bayi biasa, akibatnya si bayi DS banyak kasus akhirnya tidak bisa jalan, ada pula yang akhirnya bisa jalan tapi sangat lama mungkin di usia 8 tahun atau 9 tahun. Yang tidak bisa jalan, si anak hanya goler-goleran/ berguling-guling saja di tempat tidur atau di lantai. Dan pada kasus ini bagi yang bayinya jantung bocor besar, dengan tidak dilakukan operasi bedah jantung maka tentu akhirnya dapat menjadi bengkak jantung, bayi biru di wajah, area mata, lalu kuku, akhirnya gagal jantung kemudian bayi akan meninggal.
Kasus 5 : Bayi DS lahir kemudian masuk orang tuanya zona menerima (walau syok dan stres), kemudian masuk tahap tes medis dan kemudian mulai masuk tahap mencari fisioterapis tumbuh kembang, lalu masuk tahap terapi wicara, terapi sensori integrasi, terapi okupasi. (Tapi tidak memperbaiki ciri-ciri fisik DS di wajah dan leher), merupakan sebuah pilihan, boleh saja mengikuti yang ini, namun kasihan bila wajahnya sangat parah kondisinya, bisa diejek, diledek nantinya saat usia 5 tahun 6 tahun oleh anak sebayanya, tentu bisa-bisa tidak mau ke sekolah nantinya.
Kasus 6 : Bayi DS lahir kemudian orang tuanya masuk zona menerima / ikhlas (walau syok dan stres), kemudian masuk tahap tes medis dan mencari fisioterapis tumbuh kembang ditambah perbaikan ciri-ciri fisik DS di wajah, leher dan sebagainya hingga tapak kaki (andaikan tapak kaki datar), memperbaiki ciri-ciri fisik DS di wajah, leher dan lain-lain merupakan pilihan, yang tentunya pastilah kondisinya penampilannya akan lebih baik daripada yang tidak dikurangi ciri-ciri fisik DS, lalu masuk tahap terapi wicara, terapi sensori integrasi, terapi okupasi. Pastilah hasilnya akan sangat baik dibandingkan kasus 5.
TENTU IKHTIAR TERBAIK ADALAH KASUS 6
Jadi pada kasus 6, kepada orang tuanya yang ikut fisioterapi kami yang tentu juga memperbaiki ciri-cirinya yaitu bukannya lantas berubah zona menjadi zona tidak menerima / tidak ikhlas atas bentuk wajahnya ataupun kelahirannya yang DS. Tapi perbaikan ciri-ciri fisik DS di wajah dan leher termasuk ikhtiar untuk kesehatan area wajah, kesehatan pernafasan, mencegah cepat kondisi degeneratif (penuaan dini) pada anak dan agar masuk ketinggian tubuh (minimal) tabel tinggi badan WHO yang maksudnya tentu terbaik adalah tinggi di atas minimal.
MARI KITA BAHAS 1 PER 1 CIRI-CIRI FISIK DS DI WAJAH DAN LEHER MENGAPA DIKATAKAN UNTUK KESEHATAN DAN BUKAN MENGUBAH
PERBAIKAN PILIHAN JALUR A :
1. Tengkurap
Kemudian dilakukan terapi lanjutan (anggaplah) kemampuan diurutkan dan dianggap bisa :
10. Dilatih terapi bicara
12. Dilatih terapi okupasi
(Option/pilihan perbaikan juga pada jalur A, yang bayinya bermata katarak juga diperbaiki, jari di kaki polidaktili dioperasi). Mungkin juga tapak kaki datar diperbaiki. Mulut bibir atas yang jeding diperbaiki.
Namun pada jalur pilihan A ini, orang tuanya tidak terlalu banyak melakukan perbaikan fisik ciri-ciri DS, maka kondisinya bisa jadi masih tebal lipatan di pundak, panjang leher pun masih sangat pendek, lidah masih menjulur sehingga dengan kondisinya masih ngeces-ngeces air liurnya, tapak kaki datar tidak diperbaiki, sehingga sangat kasihan sekali (bisa Bapak/Ibu bayangkan) seperti apa kondisinya ke depannya.
Ciri 3. Batang hidung antar mata yang rata
-kelainan down syndrome
Perhatikan gambar ini, batang hidung yang rendah pada bayi DS, kalau kondisinya masih terus saja (tidak diusahakan agar lebih muncul/lebih tinggi), maka ibarat selang air yang tertindih (gepeng), sehingga bayi DS kalau bayi DS pilek, slamp lendir (reak) di area nose bridge ini akan lebih cepat mengental, sehingga bayi akan kesulitan bernafas, sehingga sedikit-sedikit bayi DS butuh diuap (dinebulizer). Jadi membuat batang hidung agar muncul (tidak flat) tidak rata, dalam arti ada numbuh 2 sampai 3 milimeter saja (apalagi lebih tinggi), sudah merupakan upaya yang baik. Kalau tinggi ibarat selang yang utuh (tidak pengok). Jadi mengupayakan agar batang hidung lebih ada/lebih muncul, bukanlah bermaksud mengubah wajahnya karena tidak ikhlas, tapi agar jalur bernafas lebih lega, lebih plong, sehingga saat pilekpun, tidak mudah sesak nafas sehingga tidak terlalu cepat butuh nebulizer. Jadi ujung dari perbaikan ciri fisik bagian ini adalah untuk kesehatan bernafas.
Ciri 4. Bibir atas yang suka maju (jeding)
Kantung mata juga sebaiknya diperbaiki setipis mungkin, maka akan menghindari kondisi penuaan dini (degeneratif).
KADANG BUTUH OPERASI KECIL UNTUK PERBAIKAN POLIDAKTILI
Ciri 11. Kadang jari kaki bayi DS ada saja yang berlebih (polidaktili)
Maka perbaikan kelebihan jari ini tentulah dengan dioperasi, tujuan adalah agar muat memakai sepatu. Tentu para orang tua sekalian sudah tau kegunaan sepatu.
Maka kelebihan jari ini cara perbaikannya dengan dioperasi, tujuan adalah agar muat misalkan memakai sarung tangan laboratorium yaitu untik belajar di lab. kimia/lab. biologi, seandainya nanti sekolah menengah, jadinya untuk bidang pendidikan. Atau memakai sarung tangan motor kalau suatu saat bisa naik motor.
KESIMPULAN MEMPERBAIKI CIRI-CIRI FISIK DI WAJAH BAYI DOWN SYNDROME BUKAN UNTUK MENGUBAH BENTUK WAJAH, TUJUANNYA ADALAH ;
MASIH BANYAK LAGI KEBAIKAN MANFAAT YANG DIDAPATKAN DENGAN CIRI-CIRI FISIK DS DIPERBAIKI.
Jadi orang tua pemilik anak DS yang berkata bahwa memperbaiki ciri-ciri fisik DS di wajah dikatakan mengubah wajahnya maka dikatakan ke ibu pasien kami berarti tidak menerima kondisi bayinya yang DS atau tidak ikhlas dengan wajahnya yang sudah demikian adalah tidak berdasar adalah TIDAK BENAR alias NGAWUR.
Karena mengurangi dengan memperbaiki ciri-ciri fisik DS di wajah bukanlah mengubah wajah. Layaknya remaja laki-perempuan dan wanita yang ke salon memperbaiki flek, pori-pori di wajah yang besar, kantung mata, jaringan kulit mulai turun semua ini adalah untuk perawatan agar wajah lebih sehat terawat, mencegah penuaan dini (degeneratif), terbukti salon diperbolehkan di seluruh dunia, tidak dilarang secara syariat agama, dikarenakan perawatan salon bukanlah mengubah wajah. Sama dengan metode kami memperbaiki (ciri-ciri fisik DS di wajah, leher, pundak) dan merawat wajah bayi DS bukanlah mengubah wajah tapi untuk perbaikan dan perawatan serta kesehatan.
Berpikirlah out of the box, buka wawasan pola berpikir dan berpikir kreatif demi masa depan anak yang lebih baik.