Kekuatan sendi, tulang rawan bahkan tulang di tubuh anak usia 5 tahun ke bawah masih sangat lemah terhadap aktifitas fisik tertentu seperti bermain trampolin dapat dilihat pada video di bawah ini, bisa dilihat sangat beresiko besar berisiko cedera di sekitar tumit, leher bahkan bisa sampai patah tulang.
Sumber video : IG : doctoramariangelamata
American Academy of Pediatrics (AAP) dan Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS) menyatakan bahwa permainan ini tidak disarankan untuk anak di bawah enam tahun. Melansir dari laman Mayo Clinic, sebuah studi menunjukkan ada sekitar 800.000 anak pada tahun 2009 dan 2018 di Amerika Serikat mengalami cedera saat bermain trampolin.
Pada video di atas sudah terlihat bukti untuk anak-anak artinya termasuk anak Down Syndrome (DS) belum waktunya untuk aktifitas fisik bermain trampolin.
Pada artikel kali ini yang kita bicarakan bukan pada anak-anak pada umumnya, tetapi khusus anak Down Syndrome (DS) usia 6 tahun ke bawah, yaitu faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan mengapa anak-anak DS yang masih di bawah 6 tahun, belum waktunya untuk melakukan aktifitas fisik seperti memparalelkan dengan kursus senam, gym dan pemandu sorak.
PEMILIK BAYI DS MAUNYA AGAR BAYINYA CEPAT BISA MACAM-MACAM PADAHAL BAYI DOWN SYNDROME USIA BAWAH 5 TAHUN MASIH LEMAH DAN SANGAT MUDAH SAKIT BILA CAPEK / LELAH
Banyak orang tua pemilik bayi DS setelah bayinya bisa jalan (anggaplah sudah berhasil jalan (misalkan) di usia 2 tahunan) lalu memparalelkan beberapa macam terapi sekaligus, yaitu melakukan terapi wicara (dengan beberapa kali perminggunya, dan di mall-mall diikutkan rutin senin-kamis (jumat) dengan senam, gym dan lain-lain juga.
Yang jadi masalah adalah orang tua pemilik bayi DS kurang menyadari bahwa kekuatan tubuh, antibody bayi DS masih begitu lemah dan kekuatan tubuhnya masih sangat rentan jatuh sakit, tapi ingin memparalelkan dengan berbagai aktifitas lain seperti senam, gym atau aktifitas yang dengan paket kursus sehingga harus diikuti dari Senin sampai Kamis/Jumat di setiap seminggunya.
Apa saja faktor yang harus diperhatikan kenapa jangan memparalelkan masa-masa waktu belajar bayi DS usia 2 tahunan hingga 5 tahunan terapi wicara dengan aktifitas terapi ringan apa yang sebaiknya dipilih untuk dilakukan :
1. Trampolin sudah dijelaskan (dengan video) dan sudah dilarang bahwa berpotensi sangat, membuat cedera bahkan risiko patah tulang untuk anak di bawah 6 tahun
2. Dengan aktifitas fisik kursus seperti gym, senam setiap harinya yang banyak dalam seminggunya terus menerus, bayi DS mudah sakit seperti pilek kemudian batuk bahkan tak jarang akhirnya si bayi jadi sakit lebih berat menjadi pneumonia (radang paru), akhirnya menjadi rawat inap di rumah sakit
Akibat sakit yang sering berulang (gara-gara capek mengikuti aktifitas-aktifitas ini, membuatnya sering sakit. Akibat sakit, menjadikan terapi wicaranya akan tertunda, jadilah terganggu jadwal latihan & treatment bicaranya.
Belum lagi bayi DS juga bisa saja (sering) tertular bapil (batuk pilek) dari anggota keluarga di rumah, seperti dari ayahnya, ibunya ataupun kakaknya yang sudah bersekolah, akibat tertular sakit akhirnya bayi DS ada sedikit kemampuannya yang akan turun lagi, selain jadwal menjadi mundur. PERLU DIKETAHUI MRMBUAT BAYI/ANAK DS BISA BICARA MEMBUTUHKA MASA WAKTU AGAK SANGAT PANJANG BERTAHUN-TAHUN
3. Setelah treatment latihan bicara, oral motor mulut dilakukan (karena di rumah) bayi DS bisa langsung istirahat tidur. Jadi terhindar capek dan panasnya udara di luar, sinar matahari dengan tidur agar menjadi segar kembali. Jadi sangat lebih banyak sehat, kondisi akan sakit, bisa diminimalisir.
4. Boleh memparalelkan dengan apa ? Sebaiknya aktifitas terapi ringan yaitu okupasi karena dilakukan bisa di rumah, itupun sebaiknya di rumah juga bisa dilakukan dengan santai, seperti latihan buka baju/celana kotor dengan yang bersih, latihan menaruh baju/celana kotor ke tempat keranjang baju/celana kotornya, latihan pakai sepatu dan membuka sepatu, latihan pakai/melepas kaos kaki dan lain-lain belajar kemandirian lainnya.
5. Bisa juga diparalelkan dengan terapi toilet training yang dilakukan usia 2 tahunan hingga 3 tahunan, agar bayi DS bisa melakukan kemampuan ini lebih dulu sebelum masuk TK, jadi saat TK sudah tidak pakai pampers.
Untuk diketahui bahwa melatih bicara bayi/anak DS membutuhkan masa waktu cukup panjang, (padahal) diharapkan saat anak DS masuk TK, diharapkan sudah bisa banyak perbendaharaan kata. Sehingga saat TK sudah bisa bicara dalam bentuk kalimat (misal 3 kata atau 4 kata dalam 1 kalimat).
Kalau sering sakit berulang-ulang, bisa-bisa saat masuk TK usia 5 tahun atau 6 tahun akhirnya anak DS masih kesulitan untuk bicara (misal 4 kata dalam 1 kalimat masih belum bisa dilakukan) padahal seharusnya sudah bisa.
Jadi kapan mengikuti aktifitas kursus tiap hari seperti senam, gym dan sebagainya sebaiknya setelah anak DS bisa bicara atau setelah usia 6 tahun tujuannya agar menunggu bisa bicara lebih dulu sambil menunggu kuatnya otot, sendi, tulang dan antibody (imun) anak sudah baik.
Jadi hasil yang didapat dengan mengikuti metode kami yaitu :
1. Usia 0 tahun : Diperbaiki ciri-ciri khas penampilan agar jaringan ikat di wajah menjadi baik dan elastis seperti bayi biasa/bayi normal, TUJUAN AGAR TIDAK DIKEPO DAN MEMINIMALISIR DIBULLY (0 TAHUN)
2. Usia 0 tahun - 2 tahunan : Penguatan otot dan sendi agar cepat bisa duduk hingga jalan, kemampuan jongkok bahkan naik & turun tangga & mulut tidak mangap dan ngeces TUJUAN CEPAT KUAT DAN 2 CIRI DI MULUT DIPERBAIKI
3. Usia 1 tahun hingga 4 tahunan perbaikan batang hidung antar mata agar tidak flat (rata) TUJUAN AGAR LEBIH MUNCUL BATANG HIDUNG ANTAR MATANYA
4. Usia 1 tahun-3 tahunan : Perbaikan postur tinggi kaki sehingga anak tidak pendek (maaf anak hasil metode kami tidak pendek berbadan besar yang cenderung banyak terjadi di luaran) TUJUAN KETINGGIAN POSTUR RATA-RATA PENCAPAIAN ANAK BIASA
5. Usia 1 tahun - 6 tahun treatment pelatihan kemampuan bicara SEMOGA BERHARAP BESAR BISA BANYAK KOSA KATANYA
TENTU BAPAK/IBU MENGUPAYAKAN GIZI YANG BAIK & IMUNISASI, BISA BAPAK / IBU LIHAT PERKEMBANGAN BAIK SEMUA BAGIAN-BAGIAN :
(DENGAN POIN 1 SAMPAI 5 DI ATAS, DAPAT DILIHAT PERKEMBANGAN DARI BULAN KE BULAN & DARI TAHUN KE TAHUN SETELAHNYA)
Itulah rancangan bagusnya metode kami, sehingga bayi DS menjadi anak-anak hasil metode kami, mejadi anak yang cerdas, pintar, penampilan dan tinggi yang cukup baik, sehingga PD (Percaya Diri) ke sekolah, siap menerima pelajaran di kelas inklusi. Banyak orang tua yang bekerja di bidang medis (dokter spesialis tertentu, kepala perawat, perawat bedah, perawat bahkan ada bidan (mereka ini dari berbagai propinsi Indonesia) banyak yang ikut metode kami) sehingga sangat bersyukur dan berterima kasih setelah terbukti anaknya pintar di sekolah yang diikutinya, sehingga IQ nyapun meningkat baik.
Dan penampilan wajahpun TIDAK LAGI TERLIHAT KEMBAR 1000 DS, karena ciri sipit sudah tidak lagi, kantung mata sudah sangat menipis, pipi tidak tebal lebar di area bawah dan wajah sudah tirus, panjang leher proporsional (tidak pendek).
Tulisan di atas ini adalah sambungan dari :
https://kprihatmono.blogspot.com/2025/06/setelah-bayi-down-syndrome-bisa-jalan.html?m=0
Silakan hubungi kami segera bila ingin bayi DS Bapak/Ibu menjadi sangat baik.
Semoga bermanfaat.
==========
Salam,
Drs. R. Kurniawan Prihatmono
Hubungi : 081386837511
Latihan Fisik & Treatment (Usap, Urut dan Perbaikan & Penguatan Otot-otot) untuk kecerdasan & Tumbuh Kembang oleh istri.
Menerima semua agama apapun & suku apapun.
Home visit (kunjungan) :
Khusus se Jakarta, se-Depok, Kab. Bogor, Bekasi, Tangerang Selatan-Bintaro hingga Tangerang
IG : Terapidzikirds21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar