Sejak awal penulisannya, sudah 1 tahun 8 bulan
blogspot ini penulis buat, tepatnya Februari 2011 dengan bertujuan untuk
sedikit menceritakan kehidupan penulis, puisi dan do'a serta meliput ke beberapa tempat yang penulis kunjungi yang mudah-mudahan menjadi info bermanfaat untuk kita semua. Ternyata sejak penulis bergabung di K-Link Mei 2011, karena meliput acara best sellernya buku "7 Keajaiban Rezeki Oleh Ippho Santosa", di masjid Jakarta Islamic Centre Tanjung Priok Jakarta Utara akhir April 2011, ternyata meliput di sini berakibat panjang bagi kehidupan penulis hingga saat ini. Mulai 6 bulan belakangan ini makin
banyak yang mengontak penulis, dengan bersms untuk bertanya dan berkonsultasi
masalah seputar kehidupan yang mungkin sedang dihadapi oleh para pembaca
sekalian.
Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih, atas segala
komentar atau tanggapan atau saran, baik ditulis langsung pada blogspot ini atau pun mengirimkan sms
atau bbm (pesan black berry) kepada penulis, yang mudah-mudahan bila ada para
pembaca yang telah berkonsultasi dengan penulis, mendapat sedikit pencerahan.
Sungguh penulispun hanya manusia biasa yang mungkin banyak salah dan khilaf dan
juga masih terus belajar hingga saat ini, untuk selalu lebih baik dari hari ke
hari.
Sengaja penulis buat menjadi sebuah artikel di bawah ini, mudah-mudahan
dialog sms berikut di bawah ini bermanfaat untuk Anda semua, mungkin ada
keluarga lain yang sangat banyak mengalami hal yang sama dengan ibu X ini, menjadi
sadar, dan menjadi keluarga yang utuh dan bahagia kembali, untuk menuju
keridhoan Allah SWT. Amiin.
Belum lama, suatu siang hari ada seorang ibu (anggaplah berinisial X) di kota
T, pernah meng-sms penulis, yang semula bersms
mengatakan tertarik dengan kisah-kisah penulis, tentang bagaimana menyikapi
hidup dan ibu X ini juga berharap bisa menimba ilmu dengan membaca artikel-artikel
blogspot penulis. Ibu X mengutip kalimat di blogspot penulis sehubungan dengan
pertanyaan beliau yaitu: "Kita membenci sesuatu tapi mungkin itu yang terbaik
buat kita."
Ibu X ini bertanya: “Apakah jika kita tertimpa penyakit juga
merupakan yang terbaik buat kita ?”
(di sini penulis bertanya kepada ibu ini dari mana tahu blogspot ini, maksud penulis browsing dengan keyword apa, beliau menjawab
mungkin melihat yang artikel “Sinusitis”. Penulis
merasa ibu X ini sedang memiliki penyakit yang agak berat, maka penulis harus menjawab dengan
sangat hati-hati).
Penulis jawab: “Tergantung penyakitnya ibu, saya pernah
mendengar ceramah (maksud saya ceramah pengajian) tentang yang ibu tanyakan
itu, ada 3 macam penyebab kita tertimpa penyakit, yaitu:
1. Hidup kita tidak bersih, jorok (misalkan kamar, tempat tidur, kamar mandi) dan lingkungan hidup baik di rumah (adanya polusi udara yang kita hirup, air yang tercemar kaporit dan makanan mengandung kimia) atau di jalan kita tidak higienis, maka jelas kita mudah tertimpa sesuatu penyakit, jenis penyakitnya bisa mulai dari ringan hingga penyakit berat, bahkan bila penyakit berat ini tidak dirawat, bisa akan menjadi kronis. Juga karena penyakit bisa datang dari pola makan yang tidak baik, seperti semua makanan main dimakan saja.
2. Ada penyakit yang kita terkena tapi kita tidak tahu penyebabnya, bisa jadi Allah SWT sedang menguji keimanan kita, apakah bersabar ataukah tidak. Kalau kita lulus dengan ujian penyakit itu, maka Allah akan menaikkan derajat orang tersebut.
3. Tapi bisa saja Allah memberi penyakit kepada seseorang mungkin karena kekikirannya (pelit, tidak mau memikirkan untuk fakir miskin, zakat, dan lain-lain), kurang bersyukur, dan lain-lain karena Allah ke Maha KuasaNya, akhirnya orang yang kikir ini tertimpa penyakit, sehingga untuk pengobatannya hartanya terkuras habis, mungkin rumah terjual, mungkin mobil tabrakan, karena kelakuan diri orang yang kurang baik tersebut.
Begitulah ibu X, jadi kita harus bisa interospeksi
diri, yang manakah diri kita, apakah hidup, sudah bersih diri, bersih
lingkungan (kamar, kondisi rumah), apakah hidup sudah baik selalu beribadah-berdo’a
dan mau berbagi harta dengan yang kekurangan ?
“Saya terkena penyakit kelamin, saya tidak tahu kalau suami
saya melakukan hubungan dengan wanita lain, apakah saya yang berusaha (dalam
hidup) menjadi wanita baik-baik ikut menanggung penyakit yang semestinya tidak
saya derita ?”
Sebelum saya jawab pertanyaan ibu X, saya berikan kejadian yang menimpa saya, yang ternyata ada hikmah dibalik saya terkena penyakit yang pernah saya derita tahun 1998-1999 pertengahan dulu, ternyata bisa untuk menjawab pertanyaan ibu X.
“Ibu X, ibu tahu di Jakarta ada kereta KRL ekonomi Bogor - Jakarta (Kota), kereta ini tanpa AC, sehingga banyak orang yang merokok di dalamnya. Rumah saya di Bogor saat itu, saya BUKAN SEORANG PEROKOK dan tidak pernah merokok sama sekali. Setelah krisis moneter 1998 saya bekerja di Mangga Dua pusat computer, saya sering naik kereta ekonomi ini. Saya batuk-batuk dan mulai agak kurus, akhirnya setelah periksa ke rumah sakit, malah saya yang terkena dan dinyatakan menderita penyakit TB PARU DUPLEX (salah satu jenis tuberculosa yang cukup bisa membuat mematikan bila kronis). Akibatnya saya berobat 8 bulan lamanya dan menghabiskan biaya 1 Juta rupiah, padahal itu sedang sulit-sulitnya uang. Saya rontgen Thorax (paru-paru) hingga 4x selama 8 bulan itu dan minum obat antibiotik selama 8 bulan penuh tanpa boleh putus seharipun. Karena bila putus, bisa jadi virus akan makin kuat (resisten)."
Mengapa penyakit itu menimpa saya padahal saya bukan seorang perokok ?
Seperti juga Ibu X, saya pun kalau bisa memilih, saya juga tidak mau tertular penyakit milik para perokok?
Tapi karena lingkungan saya berangkat dan pulang kerja (Bogor - Mangga Dua Kota), saya sering menghirup asap rokok dari orang-orang yang merokok (sebutan bagi saya, saya menjadi "perokok pasif", terhisapnya asap rokok, padahal bukan saya yang menghisap rokoknya).
Nah kembali ke kasus penyakit yang ibu X derita, seperti yang juga saya alami, ya karena “lingkungan” hidup ibu dalam hal ini suami, tidak “higienis” alias mengidap penyakit kelamin dari suami ibu yang harus diobati, seperti yang juga saya derita, perbedaan kita hanya masalah jenis virusnya saja. Saya virus paru-paru, sedangkan yang ibu derita adalah virus kelamin.
Dan mudah-mudahan penyakit ibu tidak berat. Ibu (yang tentunya harus bersama suami) bisa periksa ke dokter spesialis kelamin untuk bisa dicek seperti ke Lab.Prodia atau sejenisnya, yang harus diperiksa mungkin untuk 7 macam jenis virus.
Lalu setelah semua selesai, suami perlu dilakukan penyuluhan agama, agar tidak mengulangi perbuatannya lagi dan agar bertaubat. Agar tidak terjangkiti penyakit lagi.
Lalu muncul sms balasan dari ibu X kepada penulis:
“Terima kasih mas, semoga kebaikan mas dibalas Allah SWT.”
Siang hari sms berhenti. Penulis harap ibu ini sudah jelas masalahnya.
==============================================
Ternyata malam harinya Ibu X, ini kembali meng-sms penulis, mungkin masih ada yang mengganjal dalam hati beliau: (dan Ibu X ini setelah penulis bertanya menjawab beragama Islam)
“Kenapa ya mas Allah menciptakan penyakit kepada kita, padahal itu bukan semata-mata salah kita, kalau menurut mas bagaimana ?”
Kepada Ibu X, penulis jawab:
"1. Allah SWT menciptakan penyakit tentu juga menciptakan obatnya. Tapi mungkin saja (ada beberapa) penyakit yang sampai saat ini manusia belum menemukan obatnya, bisa jadi karena perkembangan teknologinya belum sampai dan masih dilakukan dalam taraf uji coba terus.
2. Agar manusia mau menjaga kebersihan, coba kalau tidak ada penyakit, maka manusia akan berbuat semau-maunya sendiri, makanya turunlah Islam yang bila diikuti (dijalankan), maka diri kita akan terjaga dari segala penyakit yang mungkin timbul VARIAN-VARIAN (JENIS-JENIS) baru, seperti HIV / AIDS yang mungkin bermula dari Afrika, karena muncul karena ulah manusia berhubungan badan lewat (maaf) anus, maka akibatnya lahirlah jenis virus baru. Karena ulah manusia sendiri. Padahal sebelum tahun 1920 – 1930 kan tidak ada penyakit HIV-AIDS ya kan Bu.
3. Allah SWT telah menciptakan (memberikan) pada tubuh manusia berupa pertahanan tubuh yang cukup kepada setiap manusia sejak lahir yang disebut ANTIBODY. Pertanyaannya kapan antibody ini dikalahkan ? Yaitu bila jumlah virus / bakteri / kuman lebih banyak, maka antibody ini akan dikalahkan, jadilah diri kita sakit. Bila hidup kita tidak bersih / jorok / jamuran, maka banyak penyakit yang akan menjangkiti tubuh kita. Juga karena lingkungan kotor, makan tidak dijaga atau makan berlebihan.
Makanya di Islam benar-benar diatur kebersihan, dengan kita
diwajibkan sehari berwudhlu (minimal) 5x
dalam sehari semalam untuk sholat wajib, kalau dengan sholat sunat bahkan labih
dari 5x. Juga dengan sering berzikir, maka akan terhindar dari stress.
Gerakan sholat juga merupakan bagian dari gerakan olahraga, lalu yang sering berpuasa akan terhindar dari penyakit kolesterol yang merupakan penyebab penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit STROKE dan JANTUNG. Dan terhindar dari penyakit-penyakit berat dan penyakit-penyakit yang menjijikan & memalukan yang harusnya tidak (tidak usah) terjadi bila kita SEKELUARGA JAGA DIRI. Jadi kita sekeluarga harus saling ingat-mengingatkan dan watawa saubil HAQ (Menyampaikan Tentang Kebenaran). Begitu ibu.”
Jadi kita hidup dengan diturunkannya Al Qur’an dan Hadist Rasul, jika diikuti, maka Allah maka di dunia ini kita dibimbing untuk sekeluarga terhindar dari segala macam penyakit. Dan kita insya Allah masuk surgaNya Allah. Semoga kita mendapat Ridho-Nya Allah SWT.
Hadits Usamah bin Syarik radhiallahu anhu dia berkata: Para orang Arab baduwi berkata: Wahai Rasulullah, tidakkah kami ini harus berobat (jika sakit)?” Beliau menjawab:
نَعَمْ يَا عِبَادَ اللَّهِ تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ شِفَاءً أَوْ قَالَ دَوَاءً إِلَّا دَاءً وَاحِدًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُوَ قَالَ الْهَرَمُ
“Ya wahai sekalian hamba Allah, berobatlah kalian. Karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan menciptakan juga obat untuknya kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya, “Penyakit apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Yaitu penyakit tua (pikun).” (HR. Abu Daud no. 3357 dan At-Tirmizi no. 1961)
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari shahabat Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda,
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا
أَنْزَلَ لَهُ شَفَاءً
“Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali
Allah turunkan pula obatnya”
Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin
Abdillah dia berkata bahwa Nabi bersabda,
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ
الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila
sebuah obat sesuai dengan penyakitnya, maka dia akan sembuh dengan seizin Allah
Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim).
Wahai Tuhan jauh sudah
Lelah kaki melangkah
Aku hilang tanpa arah
Rindu hati sinarmu
Wahai Tuhan aku lemah
Hina berlumur noda
Hapuskanlah terangilah
Jiwa di hitam jalanku
Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa
Ya Rabbi ijinkanlah
Aku kembali padaMu
Meski mungkin takkan sempurna
Aku sebagai hambaMu
Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa
Berikanlah aku kesempatan waktu
Aku ingin kembali
Kembali kepadaMu
Dan mungkin tak layak
Sujud padaMu
Dan sungguh tak layak aku
Lelah kaki melangkah
Aku hilang tanpa arah
Rindu hati sinarmu
Wahai Tuhan aku lemah
Hina berlumur noda
Hapuskanlah terangilah
Jiwa di hitam jalanku
Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa
Ya Rabbi ijinkanlah
Aku kembali padaMu
Meski mungkin takkan sempurna
Aku sebagai hambaMu
Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa
Berikanlah aku kesempatan waktu
Aku ingin kembali
Kembali kepadaMu
Dan mungkin tak layak
Sujud padaMu
Dan sungguh tak layak aku
Kepada ibu X, pada lagu Opick - taubat di atas, cobalah berdo'a sambil dihayati dengan sepenuh hati dengan mengganti kata "aku" atau "ku" diubah menjadi "suamiku". Berdo'alah dalam sholat ibu dengan sungguh mengharap dan mohonlah sampai menangis dalam do'a do'a ibu kepada Allah SWT. Bersabarlah ibu, mungkin melalui ibu, suami
ibu dapat disadarkan, mohonkan do'a agar suami ibu diberi ampunan dan taubat, agar sadar akan perbuatannya yang merugikan dirinya sendiri dan keluarganya. Allah juga menguji hambaNya yang sabar, sehingga ibu
menjadi istri sholehah yang akan menghantarkan ibu dan seluruh keluarga (suami
ibu) menuju yang lebih baik menuju keridhoaan ilahi. Tentu perjuangan Ibu akan
mendapat penilaian tersendiri. Yakinlah bahwa cobaan itu merupakan ekspresi
cinta Allah pada hamba-Nya. Allah Swt memberikan cobaan agar kita menjadi lebih
dewasa dan matang dalam mengarungi kehidupan.
Penulis,
Drs. R. Kurniawan Prihatmono
HP 081386837511
Drs. R. Kurniawan Prihatmono
HP 081386837511