Hari ke 4. Hari
terakhir liburan jam 15.30 karena kami sudah akan naik lagi
dengan kereta executive sore hari menuju Jakarta, maka pagi hari kami sempatkan dulu
berfoto-foto di depan gedung Sate. Padahal sudah cukup sering ke Bandung tapi
baru kali ini bisa kesampaian berpose di depan Gedung Sate.
Gedung
Sate didirikan tahun 1920 yang merupakan hasil
perencanaan dari sebuah tim yang dipimpin oleh Ir. J. Gerber dan Ir. Eh. De Roo,
dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng yang diketuai
Kol. Pur. V.L Slors. Memiliki area
kawasan seluas + 27.990,859 m2 dan luas gedung +
10.877,734 m2, melibatkan sekitar 2.000 pekerja dengan 150 orang di
antaranya adalah pemahat. Di bagian menara dengan bentuknya yang berciri khas
seperti ornamen tusuk sate.
Museum
Geologi di jl. Diponegoro No. 57 jaraknya sangat
dekat dengan Gedung Sate (setelah berfoto di depan Gedung Sate, lalu kami jalan kaki hanya 400 meter dengan
jalan kaki ke Museum Geologi yang dibangun 1928-1929 Arsitek Ir. Menalda van
Schouwenburg dibangun atas inisiatif
Lembaga Hindia Belanda Dienst van bet Mijnwezen yang terletak di jalan
Diponegoro. Diresmikan Mei 1929, dengan
luas gedung + 3.617,08 m2 dan luas kawasan + 8.342,52 m2 dan ada
alat simulator gempa. Beruntung penulis saat datang diumumkan, terdengar dari
pengera suara agar pengunjung dipersilakan masuk ruang auditorium sekitar pukul
10.00 untuk diputar film sejarah.
Sepertinya sejarahnya sejak masa sebelum masehi, terbentuknya gunung-gunung, ditemukannya
fosil tengkorak manusia pertama di Jawa dan terbentuknya kota Bandung yang
bermula asalnya dari kata “bendung” menurut sejarah berkaitkan dengan peristiwa terbendungnya aliran Sungai Citarum
oleh lahar Gunung Tangkuban Parahu, sehingga terbentuk sebuah danau
besar. Secara geografis memang Bandung terlihat dikelilingi oleh
pegunungan dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang
merupakan sebuah telaga atau danau.
Biaya tiket per orang sangat murah, dan ada harga khusus untuk wisataran dari luar negeri, tapi juga masih tergolong sangat murah.
Dijelaskan pada film yang disuguhkan bahwa hingga saat ini penduduk di kota Bandung berjumlah sekitar 5,4 juta
jiwa hingga berkembangnya segala jenis
kesenian. Museum Geologi ini juga merupakan museum yang terbesar koleksinya se-Asia Tenggara + 250.000
buah (menurut beberapa situs di internet). Dan sekarang sudah menjadi tempat wisata geologi yang ramai dikunjungi
pelajar, mahasiswa, masyarakat dan wisatawan di hari biasa apalagi hari libur.
Pemutaran film gratis di ruang auditorium pada kam-jam tertentu, tentang geologi sejak zaman sebelum masehi yang sangat bagus yang harus ditonton oleh keluarga untuk mengetahui dunia, bahwa kita manusia juga adalah makhluk yang masih relatif muda yang hidup di planet yang namanya Bumi (Earth) dunia ini yang beberapa ribu tahun sebelum Masehi (sebelum tahun 0), hingga sejarah kota Bandung dan berkembangnya segala kesenian.
Selanjutnya ke lantai 2 ada alat-alat peraga yang cukup canggih.
Mencoba alat canggih alat peraga Simulator gempa dan
Dan sesudah makan siang lalu check-out, sekitar pukul 13.00 kita masih sempat belanja ke Kartika Sari yang letaknya hanya sekitar 500 meter dari stasiun kereta Bandung di jl. Kebon Kawung no. 43. Alamat Kartika Sari adalah di jl. H. Akbar no. 4 Bandung (022-4231355, 022-4239678), dengan berjalan kaki hanya sekitar 6 sampai dengan 7 menit saja….yah jalan dikit sambil tarik kopor gak papa dong ya.
Jika Anda ke Bandung, tempat-tempat di atas ini merupakan tempat pariwisata yang baik dan recommended di Bandung, baik wisata alamnya, kulinernya, untuk semua wisatawan lokal dan expatriat dan rekreasi yang bisa sebagai tulisan karya wisata bagi anak Anda (field trip / wisata sekolah), seperti bisa untuk pelajaran Sejarah Indonesia (bahkan sejarah dunia) dan pelajaran geologi. Semoga bermanfaat untuk Anda.
Penulis.