FISIOTERAPI KAMI MENERIMA SEMUA AGAMA DAN SUKU APAPUN DI INDONESIA.
HASIL BAIK SAMPAI PERBAGUSAN WAJAH DIMULAI KEPADA BAYI 9 BULAN (MAKSIMAL), HASIL TERBAIK
MULAI IKUT MASIH BAWAH 6 BULAN.
Contoh 1 Bayi : Dengan mata Down Syndrome yang sipit kondisi mata kanan lebih kecil sebelah
Contoh 2 Bayi : Dengan mata Down Syndrome yang miring naik sudut / ujung mata digambarkan dengan garis putih
LATAR BELAKANG
1. Apa itu body shaming & apa dampak perlakukan body shaming pada anak down syndrome?
2. Mengapa wajah bayi down syndrome perlu dibaguskan ?
3. Metode Fisioterapi kami sampai keperbagusan wajah bertujuan untuk meminimalisir perlakuan body shaming dan agar anak lebih confident (percaya diri)
4. Fisioterapi kami bukan terapi alternatif, kami bukan pengobatan
alternatif. Kami adalah fisioterapi tumbuh kembang (bahkan
ditambah/sambil) membaca do’a (dzikir) saat bayi distimulasi &
ditreatment, bahkan 4 macam contoh foto kondisi bayi DS pada artikel ini
sudah bisa kami atasi pada bayi-bayi ini
KEPADA IBU-IBU PEMILIK BAYI DOWN SYNDROME DIMANAPUN JANGANLAH MENUTUP
DIRI / MALAS MEMBACA TERHADAP METODE FISIOTERAPI KAMI, karena bisa jadi
sangat membawa kebaikan untuk buah hati ibu di usia masa sekolah nanti.
Apa itu body shaming ? Silakan baca artikel berikut:
https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/7-cara-ampuh-mengatasi-body-shaming
Disadari atau tidak kita mungkin sering
mengkritik atau mengomentari fisik seseorang seperti ini. Baik
diungkapkan langsung maupun hanya bergumam dalam hati. Nyatanya, hal
tersebut termasuk dalam perilaku body shaming yang memiliki dampak negatif. Body shaming
sendiri adalah perilaku mengkritik atau mengomentari fisik atau tubuh
diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif. Entah itu
mengejek tubuh gendut, kurus, pendek, tinggi, kulitnya terlalu hitam dan
lainnya. Orang yang melakukan perilaku seperti ini biasanya justru
merasa bahwa hal tersebut dilakukan atas dasar bercanda dan tidak
sengaja…[..]
DAMPAK PADA ANAK KITA
Tulisan artikel di atas bertujuan untuk anak biasa yang (maaf) tidak
kelainan genetik seperti down syndrome, caranya yaitu dikatakan: TUTUP
KUPING saja. Tidak bisa semudah itu bila perlakukan body shaming
itu dilakukan ke anak down syndrome, anak down syndrome mempunyai wajah
yang khas, ada yang mata miring ke atas sudut-sudutnya, kantung mata
berbeda-beda tebal sampai sangat tebal, mata sipit (bahkan ada yang
sipit sebelah) dan miring.
Belum lagi anak down syndrome itu memiliki perasaan yang peka,
pemalu, sensitif dan baik hatinya. Sifat ini memiliki kelebihan dan juga
tentu kekurangan, karena bila saat sekolah nantinya (misalkan di usia 7
tahun, 8 tahun) ada anak yang melakukan body shaming (karena
bercanda, karena anak lain itu belum faham apa dampak bercanda/meledek
bodi fisik kepada anak down syndrome). Karena anak-anak itu (yang
meledek) fisik anak DS karena tidak faham.
Sifat-sifat
tadi tentu memiliki kelebihan dan tentu juga ada kekurangannya. Bagi
yang pemalu, sensitif, namanya juga anak “iseng /bercanda” mungkin usia
baru 7 tahun atau 8 tahun belum faham apa itu krosomom dan down
syndrome, terhadap anak DS yang terkena body shaming dari anak lain (misalkan di sekolahan), bisa-bisa berdampak fatal, yaitu bisa jadi besoknya tidak mau (berangkat) sekolah.
(Maaf) Bila ibu-ibu ada yang mengatakan:
“Bayi saya (sudah) indah, sudah bagus jadi tidak perlu dibaguskan lagi…”
Atau : “Sudah ciptaan Allah begini ya sudah terima saja”
Terhadap hal ini memang benar, semua ciptaan Allah tidak ada yang
salah, semua sudah kehendak-Nya, dan apapun kondisinya memang sudah
seharusnya disyukuri dan diterima dengan lapang dada. Tapi bukan berarti
lantas kita tidak diperbolehkan untuk membaguskannya, apalagi usia
pertemanan 7 tahun-10 tahun adalah masa-masa pertemanan yang sangat
rentan terjadi body shaming di lingkungan bermain dan
lingkungan sekolah. Kalau bapak/ibu memilih tidak mau membaguskan
ciri-ciri penanda DS tersebut, hal ini adalah masalah lain.
Anak kita indah, tentu saja itu penilaian kita sebagai orang tua
terhadap anak kita sendiri (bagi orang tua pemilik anak DS yang sudah
merasa wajah anaknya memang sudah indah dan bagus ya syukurlah, karena
fisioterapi kami bukan diperuntukkan untuk anak DS bapak/ibu ini),
fisioterapi kami bagi mereka yang bayinya masih bawah 9 bulan dan ingin
wajahnya lebih baik dari ciri-ciri penanda DS-nya, agar nantinya mulutnya tidak mangap dan menjulurkan terus lidahnya (seperti banyak terjadi di luar sana). Kata "indah" terhadap ciri yang (masih) banyak pada bayi DS adalah bersifat relatif tergantung siapa memandangnya. Kata indah barulah berarti lebih bernilai benar, bila dinyatakan jika ada 10 orang, lalu 7 orang atau lebih memang mengatakan indah, barulah memang indah dari segi arti secara kebersamaan. Karena seharusnyalah ciri-ciri DS apabila memang sudah bisa dieprbaiki dan ada metodenya, mengapa tidak dilakukan ? Tidak ada salahnya dan tidak ada keburukannya memperbaiki wajah dari ciri kelainan DS-nya.
MENGAPA ? Karena yang tidak bisa kita “kontrol” adalah mulut anak
orang lain terhadap anak ibu (anak kita di usia 7, 8, 9 tahun). Kan yang
sekolah adalah anak ibu, bukan ibu (bukan orang tuanya). Yang bisa jadi
menerima “bercandaan” body shaming tadi anak ibu, bukan
ibu-(nya). Bagi yang sudah merasa kondisi baik wajahnya, abaikan saja
metode fisioterapi kami. Tapi KHUSUSNYA bagi mereka yang masih usia
bawah 9 bulan, dan ingin wajahnya yang ada ciri-ciri khas penanda DS,
seperti:
^mata sipit ==> supaya lebih lebar
^mata sipit dan sudut miring naik ==> supaya lebih ^lebar (bukaan
matanya) dan menjadi lebih rata sudutnya tidak naik miring ke atas
^kantung mata tebal
^gelambir di leher belakang
^pipi ngondoi turun
^pipi bawah rahang tirus, tidak rata lebar
^leher tidak lagi sangat pendek, tapi lebih jenjang
^batang hidung antar mata flat (rata) supaya lebih ada
^dan kami jelaskan cara-cara pencegahan agar mata (semoga) tidak menjadi nystagmus (gerak-gerak kanan kiri kornea
^dan kemi jelaskan cara-cara pencegahan agar mata (semoga) tidak menjadi
juling, juling adalah kornea mata berada mendekati posisi nose bridge.
Contoh 3
Bayi : Dengan bentuk wajah bayi Down Syndrome yang tebal-tebal seperti
ini (sampai tebal lebar di leher) tentu kasihan bila sampai besar masih
berbentuk dengan ciri seperti ini
Contoh
4 Bayi : Bayi Down Syndrome yang mengalami bisa mengalami tengleng di
leher, akibat bayi suka ke satu sisi miring atau disusukan asi oleh
ibunya ke satu sisi dan memang kebanyakan bayi DS ada kelemahan di
tulang lehernya
MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI
Banyak bayi DS yang bisa menjadi kondisi mata nystagmus dan juling kalau
salah perlakuan, lebih baik mencegah dari pada kondisi anak menjadi
nystagmus / juling lalu diberikan kacamata sebagai solusinya. Belum lagi
anak DS cukup banyak yang bermata minus/silinder, jadi jangan lagi
bertambah-tambah dengan kelainan mata lainnya (nystagmus dan juling).
Bila ada masalah baru menjadikan biaya-biaya perbaikannya menjadi lebih
mahal.
JANGAN BERPIKIRAN NEGATIF DAN SEMPIT
Bila ada orang tua yang melarang bayi pemilik DS orang lain (USIA BAWAH 8
BULAN) untuk ikut fisioterapi perbagusan wajah dan kondisi (seperti
yang terlihat di bayi-bayi 4 contoh ini atau ciri-ciri kelainan lain)
yang sebenarnya kami sudah punya pola perbagusan bayinya, berarti orang
(yang melarang) tersebut tidak ingin bayi DS orang lain menjadi lebih
baik kondisinya. Seharusnya kita menjadilah manusia yang mendukung bayi
orang lain agar tampak dan kalau bisa tampil lebih baik, mengapa tidak
bayi tersebut dilebih baguskan ciri penampilannya. Baca artikel sifat
buruk manusia:
http://kprihatmono.blogspot.com/2012/03/7-15-sifat-buruk-manusia-dalam-al-quran.html
MENGAPA BANYAK ORANG TUA PASIEN MEMFISIOTERAPI KE KAMI
(Salah satu kejadian) Pernah kami mempunyai pasien bayi usia 4 bulan,
perempuan dari Jawa Barat, dan setiap bulan datang ke Jakarta Timur
(untuk mendekati kami) karena metode kami diharapkan untuk membaguskan
wajahnya yang kondisinya:
-mata sipit
-pipi kiri agak bengkak lebih besar (suspect kista di pipi dikatakan oleh dokter Sp. Anak)
-batang hidung antar mata pesek
-berkantung mata
Begitu suatu hari kami datang kunjungan (home visit) fisioterapi ke
kontrakannya usia bayinya baru di 5 bulanan (fisioterapi) baru
berlangsung 1,5 bulanan, ada anak tetangga perempuan usia sekitar 6
tahun mengembalikan sebuah barang kepada ibunya (di saat istri masih
memfisioterapi latihan didudukkan karena usia sudah 5,5 bulanan) si anak
tetangga berkata wajahnya kurang baik (tapi dalam bahasa Jawa)
Langsung si ibunya menangis dan memohon dengan sangat ke kami agar cepat
bisa bagus wajahnya, apalagi pipinya yang lebih besar sebelah, takutnya
nantinya kejadian saat sang anak sekolah kalau dikatakan (bercanda)
demikian oleh anak lain, maka bisa tidak mau berangkat sekolah lagi
nantinya.
KITA TIDAK HIDUP SELAMANYA DI DUNIA
Kita sebagai orang tua (pemilik bayi apapun kondisinya, kelainan DS
maupun tidak) tidak akan hidup selamanya di dunia. Suatu saat nanti kita
akan meninggalkan anak-anak kita. Rezeki memang sudah ada yang
mengatur, tapi rezeki ada yang didapat secara gratis (udara oksigen
& cahaya matahari), tapi rezeki uang harus dicari (sistim jemput
bola), maka tentunya kita sebagai orang tua harus bisa membekali anak
(walaupun itu kelainan DS sekalipun) agar mendapat pendidikan yang
sebaik-baiknya. Banyak di luar negeri, anak-anak DS bisa sekolah di
sekolah umum sampai lulus Sarjana S1. Tujuannya adalah agar sepeninggal
kita nanti semoganya anak ibu dapat membuat pekerjaan bagi dirinya
sendiri (wirausaha), atau bisa bekerja di tempat bisnis orang lain. Di
luar negeri banyak yang bisa punya usaha kuliner, punya usaha bisnis
kaos sablon, model, aktor dan lain-lain sehingga menjadi jutawan.
Lain hal kalau kita (bapak/ibu) sekalian orang kaya, misalkan suka
tampil di tivi, publik figur, selebritis, politikus atau pejabat, maka
kalau punya anak DS, si anak sampai tidak bersekolahpun, kekayaan orang
tuanya bisa jadi masih bisa membiayai/membekali hidup anaknya atau
bahkan sampai ke cicit-cicitnya. Nah bagi yang tidak (kelas menengah ke
atas), bagaimana keadaan nantinya andaikan ibu melahirkan usia 35 tahun,
lalu anak ibu yang DS sampai tidak sekolah, masa depannya bagaimana
akan dapat “jemput bola” mencari rezeki tadi ? Bagaimana nasib anak
bapak/ibu di usia 30 tahun, sementara suami ibu mungkin sudah di usia 70
tahun, ibu sudah di 65 tahun (sudah tua tidak punya penghasilan) suami
tidak punya penghasilan (karena sudah tua), ibu juga, anak DS kondisi
tidak bisa bekerja pula ?? Atau suami ibu (maaf mungkin) sudah
meninggal. Sampaikah wawasan berpikir ibu ke sini ?
Apa mau titip ke kakak ibu/ke adik ibu, mungkin kakak dan adik ibu juga kondisi tidak berpunya.
Jadi metode fisioterapi kami yang sampai perbagusan wajah tujuannya
adalah sangat jauh ke depan ibu, yaitu agar anak DS ibu nantinya tidak
di-body shaming, lebih terminimalisir karena sedapatnya yang
miring sudut mata sudah lebih mendatar, yang kantung mata tebal sudah
tipisan, yang mata sipit sudah lebih lebar, yang gelambir di leher sudah
hilang. Jadi anak usia 7, 8, 9 tahun saat di lingkungan sekolahnya
diharapkan sudah tidak “ngeh” lagi dengan kondisi ciri penanda khas di
wajahnya, harapannya semoga sekolahnya terus berlanjut dengan baik,
harapannya agar dapat mandiri yang sejahtera sepeninggal ibu dan suami
ibu. (Yang anak-anak biasa saja (tidak down syndrome) yang sekolah saja
terkadang masih sulit mendapat pekerjaan, apalagi kalau anak bapak/ibu
tidak bersekolah).
Pendidikan adalah merupakan aset terpenting bekal ilmu dari orang tuanya
dalam merawat anak dan mengasuh dan mendidik anak. Dengan wajah dibuat
agar anak lain tidak “ngeh” tadi, harapannya dapat terus bersekolah
setinggi-tingginya. Semoga dapat ilmu yang bermanfaat kelak di
usia 20an tahun, jadi anak tidak diam di rumah tanpa ngapa-ngapain dalam
artian untuk pemenuhan hidupnya di masa depan kelak.
Dampak hasil fisioterapi kami yang baik di wajah bayi DS yang
fisioterapi ke kami dan juga penjelasan mengapa tidak cukup hanya
stimulus saja, maka bapak/ibu harus faham apa arti stimulus. Contoh yang
perbaikan organ dalam, spt tangisan bayi DS, banyak bayi DS tidak
menangis, ada yang menangis terputus-putus, tercekat-cekat. Pada metode
fisioterapi kami atas izin Allah bisa bersuara menangis pada beberapa
kali setelah fisioterapi, dan yang terputus atas izin Allah menjadi
lepas panjang dalam beberapa kali fisioterapi organ dalamnya:
https://terapidzikirds21.com/bayi-ds-tidak-cukup-jika-hanya-stimulus-tapi-harus-ditreatment-luar-dalam-seluruh-fisiknya
Salam dari penulis,
Drs. R. Kurniawan Prihatmono
Konsultasi Bayi DS (Fisioterapi oleh istri)
SMS kan nomor WA ke 081386837511
Buktikan bapak/ibu punya bayi DS
MAAF JANGAN EMAIL
Hanya bagi yang serius memiliki bayi DS
IG : Terapidzikirds21
Menerima semua agama & suku apapun
https://terapidzikirds21.com/
LATAR BELAKANG PENULIS
1999 sd 2013 bekerja di sebuah
sekolah bertaraf internasional :
13 tahun bekerja di lingkungan
anak-anak autis & down syndrome (ABK = anak berkebutuhan khusus).
2011
sd 2013 ikut MLM K-Link dan mengikuti seminar-seminar kesehatan yang diadakan
oleh stokis-stokis (selama 2,5 tahun dengan pembicara-pembicara adalah
banyak dokter-dokter sampai dokter anatomi fisiology tubuh manusia dari Malaysia (saat
ini penulis sudah mencapai peringkat Emerald Manager di K-Link).
2011 sd 2020 (9 tahun) bersama istri keliling ke rumah-rumah pasien
dalam memfisioterapi bayi DS. Dari 270 bayi yang sudah ditangani 70%
mengalami jantung bocor (dari 70%
sekitar 10% harus melalui operasi jantung bedah terbuka). Penulis sudah
membaca hasil tes echo jantung sekitar 150 kasus bayi DS. Total sudah 20
tahun lebih penulis (hampir separuh hidup penulis, usia
saat ini 52 tahun) berurusan dengan anak-anak ABK (Anak Berkebutuhan
Khusus).
LATAR BELAKANG ISTRI SELAKU FISIOTERAPIS
Pengalaman sudah melakukan fisioterapis penyakit medis 2002 - 2008
Pernah diminta memfisioterapi pasien berpenyakit medis ke Singapura
Sejak 2007 sampai 2020 sudah 13 TAHUN melakukan fisioterapis khusus bayi DS di banyak propinsi Indonesia & terapi aura
Di 2016 sampai sekarang sudah memfisioterapi bayi DS dari beberapa negara lain:, seperti:
Malaysia, Qatar, Sidney (Australia)