SMS PERTAMA DARI PAK MM
Penulis cukup banyak menerima SMS (pesan singkat) dan telpon dari para orang tua di berbagai propinsi di Indonesia, seperti propinsi dari pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi dan kota-kota lainnya, namun hanya dari para orang tua yang memang serius yang penulis layani yang memang ingin menterapi bayinya ke
(istri) penulis, dengan terlebih dahulu akan penulis jelaskan dan penulis berikan arahan-arahan sebelumnya. Seperti di suatu hari masuk sms ke
handphone penulis di 13 Agustus 2015 dari Bapak MM, yang masih penulis simpan
seluruh masuknya SMS sejak pertama kali dari seluruh orang tua bayi hingga saat ini :
Pak MM: “Assalamu’alaikum. Salam …. Alhamdulillah saya
menemukan tulisan anda sekitar kasus down syndrome, saya ingin konsultasi
terkait perkembangan anak saya (N), kapan saya bisa menghubungi bapak….. terima kasih (MM, Jakarta)”.
Penulis: “Wa’alaikumsalam Pak. Terima kasih telah membaca
artikel Blogspot saya. Apakah kita bisa berteman WA/BB, agar kita mudah komunikasi ? Kami akan
presentasi metode dan cara terapi untuk se-Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) agar faham sekalian
melihat kondisi anak bapak. Dari Kurniawan”
Pak MM: “Terima kasih banyak sudah menjawab sms saya …. Ini
nomor WA saya 08780xxxxxx… Ingin sekali saya segera mendengar komentar bapak tentang
anak saya…” demikian Pak MM pada mula sekali ber-SMS dengan penulis, dikarenakan
juga anaknya sudah usia 19 bulan yang kelainan DS ternyata juga mengalami
kelainan atresia ani (tidak ada anus) dan sejak bayi operasi kolostomi (yang
dibuat saluran pembuangan dari samping kiri perut anaknya (N) masih belum bisa
berjalan juga padahal sudah ikut terapi fisioterapi di rumah sakit di bilangan
Parung, kemungkinan memang atresia ani-nyalah juga yang menjadikan bagian kiri
tubuh menjadi lebih terlambat (karena ada operasi untuk kantung bab-nya)
menjadi halangan bagian sisi kiri.
Sempat kami berteman WA sebelum berkunjung ke rumah beliau
yang bekerja sebagai staf litbang pendidikan di salah satu kementrian Negara
Republik Indonesia. Beliau bertanya sebelum kami presentasi datang ke rumah
beliau: “Benarkah keputusan saya, bahwa saya baru akan mengoperasi atresia
aninya setelah anak saya bisa jalan ?”
Penulis : “Wah untuk hal
ini kapannya kesiapan bayi dioperasi silakan Bapak berkonsultasi dengan
ahlinya pak” (maksud penulis adalah dokter ahli untuk atresia ani) dikarenakan
ini tergantung kesehatan bayi juga dan faktor kesiapan orang tua juga untuk
saya tidak menyalahkan dikarenakan si anak sudah cukup besar, yang kebanyakan
operasi ini dilakukan sebelum usia 1 tahun, jadi sebenarnya tidak perlu
menunggu harus bisa jalan lebih dahulu.
Penulis bertanya: “Sudah fisioterapi di mana saja ?”
Pak MM: Di rumah
sakit x dan sudah sejak 10 bulan, tapi hingga usia 19 bulan ini baru
ini kemajuannya. Kemajuannya maksudnya sudah titah tapi jalan masih dipegang
dengan dengkul masih bergetar dan jalan ngesot (jalan maju sambil duduk), dikarenakan ada kantung
penampungan di perut bawah kiri.
KUNJUNGAN PRESENTASI
Akhirnya penulis dan istri berkunjung di hari yang telah
disepakati dan presentasi seputar terapinya, cara terapinya dan hal-hal yang
akan mempengaruhi hasil terbaik terapi, dan sekalian diagnosa kondisi anak Pak
MM dan istrinya Bu E yang berjenis kelamin laki-laki dan kondisinya saat itu adalah :
-down syndrome* dan atresia ani (belum ada anus)
-jalan masih sambil duduk (maaf) ngesot (jalan maju sambil
duduk) juga yang aktif terutama kaki kanan dikarenakan perut kiri ada plastik
penampungan babnya
-berdiri bisa tapi dengkul masih sangat bergetar
-sambil saat berdiri tangan masih dibantu pegang, jika tidak
dipegang maka si anak akan ambruk
-jalan bisa dengan sangat perlahan dan dengkul masih
bergetar keduanya
*down syndrome:
http://kprihatmono.blogspot.co.id/2016/02/kprihatmonoblogspotcoid-mencapai-5.html
*down syndrome:
http://kprihatmono.blogspot.co.id/2016/02/kprihatmonoblogspotcoid-mencapai-5.html
Begitu faham denga terapi kami, Pak MM langsung berkomentar
yang masih penulis ingat sampai sekarang: “Wah ada ya model terapi kayak
begini.” Beliau sangat antusias sekali bahkan langsung beberapa hari kemudian
langsung mulai terapi dengan istri penulis dan terapi yang di rumah sakit
sementara dihentikan sambil melihat kemajuan perkembangan hasil terapinya
(untuk dinilai).
Penulis: “Tidak ada yang mustahil bagi Allah walau terhadap kelainan
seperti ini Pak.” Kemudian kami pamit pullang dan agar ibu E dan Bapak MM agar
mendiskusikan akankah terapinya kapan dimulai dengan adanya dzikiran yang juga mesti dilakukan
untuk mereka berdua, agar keberhasilan terapi untuk anaknya dimudahkan dan
diberikan hasil terbaik semaksimal mungkin oleh Allah SWT.
Pak MM bercerita bahwa sebenarnya beliau sudah suka sempat
beberapa bulan lalu browsing di google
mencari tempat-tempat terapi fisioterapi
tapi saya belum menemukan siapa yang akan bantu untuk terapi anak saya. Sempat
saya beripikir lama sekali, apakah mau nunggu sampai bisa jalan dulu atau
operasi atresia ani-nya dulu. Sampai akhirnya di Agustus 2015 lalu saya
browsing malam-malam (di saat N sudah usia 2 tahun 3 bulan) saya menemukan
artikel Blogspot Pak Kurniawan, saya dan istri begitu saya beritahu kok rasanya
ingin segera memanggil Pak Kurniawan untuk melihat anak kami. Saya merasa
artikel-artikelnya tentang kisah keluarga yang ada dalam Blogspot Pak Kurniawan
memang merupakan kisah nyata kejadian sebenarnya, makanya akhirnya saya SMS Pak
Kurniawan.
DIMULAI FISIOTERAPI UNTUK ANAK PAK MM
Pertemuan selanjutnya kami langsung diminta untuk kunjungan
hari Minggu dikarenakan Pak MM dan Ibu E keduanya bekerja hanya berbeda divisi,
sehingga kami tidak bisa menaruh jadwal kunjungan terapi di hari biasa. Banyaknya
terapi di awal 8x tiap bulannya yang banyak ditujukan ke Syaraf Motorik Kasar
dalam otak (CERREBELUM), punggung dan pinggul dan kaki. Mulailah terapi ke kami
dari hari ke hari dilalui, setelah beberapa kali atas kesabaran mereka dan
Allah ridhoi alhamdulillah kemudian mulai tampak ada kemajuan-kemajuan perkembangan
hanya sekitar 2 sampai dengan 2,5 bulanan:
- mulai bisa berdiri tapi masih memegang meja tamu
- wajah dalam menatap makin berekspresi bagus
- tatapannya dan senyumnya
- sesekali bila tidak sedang jalan, masih suka jalan maju
sambil duduk
PERKEMBANGAN SETELAH 2,5 BULAN HINGGA 4 BULAN
Perkembangan di Desember 2015 sampai dengan Januari 2016
yang usianya anak Pak MM yaitu N berusia 2 tahun 7 bulan dan hasil terapi
selama 5 bulan ini sejak minggu ke 3 Agustus 2015 alhamdulillah sangat pesat.
Saya tanya ke Pak MM setelah kunjungan
terapi ke sekian kali tentang bagaimana jalannya: “Itu sudah saya ajak jalan
antar 2 rumah, dan sudah sering ke teras
sendiri, saya biarin aja gak pakai sepatu.”
Sambil Pak MM senyum-senyum yang penulis jawab: “Wah hati-hati Pak
takutnya ada paku, kan di sebelah apalagi sedang renovasi rumah.” Yang pas saat
itu sebelah rumah Pak MM sedang ada tukang bangunan yang merenovasi dan
material bangunan ada di depan rumah (di luar jalan komplek) rumah, yang
disambut dengan kalimat dari istri Pak MM:
“Iya nih ayah mestinya kan pake sepatu.” Demikian komentar seorang ibu yang memang kawatir sekali dengan cara Pak MM. Sampai di sini jumlah terapi mulai hanya menjadi 6x.
“Iya nih ayah mestinya kan pake sepatu.” Demikian komentar seorang ibu yang memang kawatir sekali dengan cara Pak MM. Sampai di sini jumlah terapi mulai hanya menjadi 6x.
Pak MM dan Bu E sudah menyetop terapi yang berkunjung ke
rumah sakit dan fokus ke terapi kami, selain ibu E dan Pak M memang keduanya
bekerja, jadi sangat menerima sekali cara terapi kami yang bisa kunjugan ke
rumah pasien.
TERAPI TERJEDA DENGAN OPERASI ATRESIA ANI
Setelah terapi sekitar 2 bulan berlalu, akhirnya N mendapat
panggilan untuk operasi ke rumah sakit Cipto Mangunkusumo untuk operasi (maaf: pembuatan
maaf duburnya) dan dilakukan perawatan dulu beberapa hari di sana, penulis
terus melakukan pemantauan bahkan juga mengantar istri melakukan terapi
penguatan untuk N menjelang di hari saat akan operasi ke 2 (pembusian). Penulis
dan istri sempat berfoto bersama N dan pengasuhnya yang menjagai N di setiap
harinya.
FISIOTERAPI FEBRUARI - MARET 2016 N BISA BERJALAN SEMPURNA
Alhamdulilllah akhirnya N saat kami berkunjung kembali, N
berjalan sudah sangat lancar dan penulis memvideokan setiap kali N berjalan. Terlihat sesekali masih menghampiri kursi yang
diduduki Pak MM atau Ibu E di saat jalan beberapa langkah lepas tangan. Sampai
di sini terlihat wajah kedua orang tua ini sudah sangat bahagia sekali
terpancar dari wajahnya. Dan tentunya
jumlah terapi semakin berkurang di tiap
bulannya hanya 4x.
OPERASI KE 3 (TERAKHIR) ATRESIA ANI DI AWAL MEI 2016
Fisioterapinya terjadi jeda kembali dikarenakan operasi atresia
ani terakhir (ke 3) N kembali ke rs. Cipto Mangunkusumo dan di sini kami
mendapat kabar yang membuat haru, dikarenakan saat N sudah siap menunggu
beberapa jam karena mesti puasa sebelum operasinya, sedangkan sudah sampai
siang belum dilakukan tindakan operasi, akhirnya N yang menginjak usia 2 tahun
11 bulan ini menuju tempat tidur ruang tindakan
operasinya sendiri disaksikan orang tuanya dan para dokter yang waktu itu masih
siap-siap, seakan ingin disegerakan kepada para dokter untuk cepat dioperasi
dikarenakan sudah terlalu lama berpuasa.
Alhamdulillah akhirnya operasi atresia ani-nya berjalan
selamat dan lancar. Dan setelah N diperbolehkan pulang ke rumah, kami mulai
terapi kembali yaitu sekaligus membantu agar recovery (pemulihan) operasi juga
lebih cepat. Alhamdulillah di pertengahan Mei 2016 N sudah baik kondisinya dan
sudah berjalan dengan cukup baik. Dan jumlah terapi hanya tinggal 1x terutama
untuk otak syaraf motorik halus atau otak yang disebut CERREBRUM (untuk
kecerdasan dan kepintaran).
FISIOTERAPI SUDAH DI PENGHUJUNG DAN N BERFOTO DENGAN KAMI
Fisiotterapi sudah mulai berada di penghujung perjalanan panjang
untuk N. Terapi kunjungan di pertengahan Mei kemarin setelah selesai dan kami
akan pamitan, di saat Pak MM dan Bu E mengisahkan kisah operasinya di rumah
sakit, sementara N jalan mondar-mandir ke teras, masuk lagi ke ruang tamu
beberapa kali tanpa didampingi sama sekali. Lalu N pelan-pelan menghampiri kami
yang sedang duduk di sofa yang muat 2 orang melalui Ibu E yang duduk di kursi
sendiri, lalu berjalan di antara meja tamu ke dekat kaki kami, ternyata N ingin
duduk di antara Penulis dan istri Penulis, dan penulis berkata:
“Ooowh ingin duduk di tengah…….mau difoto ber 3 ya kata
penulis ke N” sambil N senyum dan penulis meminta tolong kepada Bapak MM untuk mengabadikan.
Terharu penulis dan istri melihat kondisi ini, “Ya Allah
sudah pinter ya N” kata istri dan penulis, selama ini belum pernah N berlaku
seperti ini, ini seperti mengisyaratkan bahwa masa-masa terapinya memang sudah
berada di penghujung (segera akan selesai) hanya tinggal 2x.
Semakin terpancar raut kebahagiaan di wajah Bapak MM dan Ibu
E, kamipun sangat bahagian melihat perkembangan N. Kepada Bapak MM dan Ibu E,
hari-hari panjang terapi N, sudah kita lalui bersama dan sudah akan selesai dan
hanya tinggal beberapa kali untuk kecerdasan dan kepintaran. Semoga
perkembangan tumbuh kembang N selanjutnya seperti pendidikan dan kemandirian
kehidupannya, tercapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Aamiin ya rabbal
alamin.
Sebelum kisah ini Penulis tayangkan menjadi artikel di
Blogspot, Penulis mintakan persetujuan izin kepada pak MM bahwa untuk terapi
fisik organ dalam untuk N bisa dibilang sudah selesai di akhir Mei 2016 ini.
Dan Pak MM langsung menjawab : “Tidak apa-apa, untuk ke depannya 1 bulan sekali
tetap terapi untuk kecerdasannya sekalian silaturahmi.” Penulis: “Terima kasih Pak atas kepercayaannya kepada
kami selama ini dan semoga N ke depannya semakin pintar.”
Kepada Bapak MM dan E penulis ucapkan terima kasih kami
bahwa kisah nyatanya boleh kami ceritakan pada artikel penulis dan Pak MM langsung membuatkan JUDUL seperti di atas. Juga terima
kasih yang sebesar-besarnya yang selama ini telah bersedia Penulis mintakan tolong
agar berteman kepada beberapa orang tua lain yang ingin sharing (berbagi dan
bercerita) tentang bayinya yang baru mulai terapi dengan kami, untuk sekedar
memotivasi dan menceritakan keberadaan (eksistensi) kami dalam menterapi, bahwa
bila Allah berkehendak, maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya, bahwa organ dalam yang mengalami kelainan pelemahan
akibat trisomi 21 yang tidak terjangkau tangan manusiapun dapat diterapi dengan
kekuatan dzikiran dan perbaikan luar dan dalam tentunya dengan cara yang baik
dan benar dengan tidak melanggar syari'at agama Islam, selain dengan banyak macam latihan-latihan dan diurut penguatan sendi dan otot, bahkan dengan metode rohani
(dengan tambahan dzikir dan do’a) selalu disertakan, sehingga insya Allah hasil terbaik yang
diperoleh. Aamiin.
Drs. R. Kurniawan Prihatmono
HP 081386837511
Harap SMS Lebih Dahulu
Hanya untuk yang serius
Kisah Ini Telah Mendapat Persetujuan Bapak MM dan Ibu E