Kamis, 01 Januari 2015

Menyantuni Anak Yatim dan Yatim Piatu

Alhamdulillah.  Segala puji bagi Allah Ta’ala Yang Mengaruniakan rezeki tanpa batas, Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam, kerabat, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.

Saudaraku muslimin dan muslimat. Alangkah sedih dan haru jika kita mendengar cerita tentang lika-liku kehidupan dengan berbagai duka dan derita mengisi kehidupan ini, khususnya mereka kaum yang berkekurangan dengan kesulitan ekonomi, ketidak mampuan membayar pendidikan hingga kondisi rumah yang menyedihkan terlihat di sekitar kehidupan walaupun di ibukota Jakarta ini. Terlebih bila anak masih kecil tapi sudah ditinggalkan (meninggal) orang tuanya. Tugas kitalah selaku yang lebih mampu untuk menyantuni anak-anak ini.



Hari raya Idul Adha 2014 lalu jatuh pada Ahad 5 Oktober 2014,setelah sholat Id penulis beserta istri bersilaturahmi ke rumah tempat istri bekerja, karena seharian ini selain ada acara qurban kambing juga di siang harinya ada acara menyantuni anak yatim dan yatim piatu. Anak yatim dan yatim piatu ada di daerah yang sudah ditetapkan dan sekitar 36 anak yang terkumpul di siang hari itu. Sebenarnya siapakah yang disebut dengan anak yatim dan yatim-piatu dan mengapa Rasululloh sangat menyanyangi dan mencintai mereka?

Secara bahasa “yatim” berasal dari bahasa arab. Dari fi’il madli “yatama” mudlori’ “yaitamu”  dab mashdar ” yatmu” yang berarti : sedih. Atau bermakana : sendiri.

Adapun menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadits yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seorang disebut yatim, Ibnu Abbas menjawab:



وكتبت تسألنى عن اليتيم متى ينقطع عنه اسم اليتم ، وإنه لا ينقطع عنه اسم اليتم حتى يبلغ ويؤنس منه رشد
( رواه مسلم )

Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu, sesungguhnya predikat itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa
Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam bahasa Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh Ibunya, dan anak yatim-piatu : anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.



Anak Yatim Penyejuk Hati

Inginkah hatimu menjadi lembut dan damai ? Rasulullah SAW memberi resep untuk itu :

''Bila engkau ingin agar hati menjadi lembut dan damai dan Anda mencapai keinginanmu, sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan seperti yang engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang serta lembut dan keinginanmu akan tercapai. (HR Thabrani).

Sedang terhadap yatim piatu, perhatian Nabi s.a.w. sangat besar sekali, prihatin, melindungi, dan menjamin keperluan hidup mereka, dan selalu dipesankan dan dianjurkan kepada umatnya dalam tiap keadaan. "Aku dan pemeliharaan anak yatim, akan berada di syurga kelak", sambil mengisyaratkan dan mensejajarkan kedua jari tengah dan telunjuknya, demikianlah sabda baginda s.a.w. (H.R. Bukhari) 

Demikianlah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang menjelaskan tentang anak yatim dan yatim-piatu.

Sehari sebelumnya tempat istri bekerja telah membuat bingkisan untuk setiap anak yatim dan yatim piatu setelah acara selesai. Dan penulis mendapat tugas mengkoordinir penjemputan ke 36 anak itu untuk menuju ke sebuah restoran di bilangan Duren Tiga-Mampang yang telah disewa untuk beberapa jam. Rumah makan ini lengkap dengan fasilitas mushola yang cukup luas untuk laki-laki dan wanita dengan mushola yang cukup baik. Dan acara diisi dengan menghibur dan permainan yang bila menjawab atau menyebutkan dengan benar, maka akan diberi hadiah. Mereka sungguh antusias dan senang, bagi kita (juga mereka) sangat bahagia melihat suasana yang terpancar dari wajah-wajah mereka siang itu.

Penulis belum banyak bisa membantu untuk yatim kali ini baru bisa membantu untuk bagian transportasi ke 36 anak yatim/yatim-piatu ini sebelum acara dan mengembalikan (memulangkan) mereka ke rumahnya kembali dengan selamat bersama 2 teman yang  lain menggunakan kendaraan. Kita sebagai umat muslim, terlebih bila hidup lebih baik dari mereka bahkan berkecukupan, niatlah agar makin diberikan rezeki yang banyak dari hari ke hari dan penulis mengajak muslimin dan muslimat sekalian untuk berdo'a Ya Allah berilah kemampuan (kami) untuk dapat menyantuni mereka di masa tahun-tahun depan lebih banyak dari tahun-tahun yang telah lalu.

"Allahummarzuqni fihi rahmatal aytam, wa ith'amath tha'am, wa ifsyaas salam, wa shuhbatal kiram, bithawlika ya Malja-al amilin"
Ya Allah, karuniakanlah kepadaku di dalamnya rasa sayang kepada anak-anak yatim, kemampuan memberi makan, menebarkan salam dan berteman dengan orang-orang yang berakhlak mulia dengan kemurahan-Mu wahai tempat bersandar para pengharap. Aamiin.....

Semoga tulisan ini menambah kecintaan penulis dan seluruh muslimin dan muslimat pembaca sekalian terhadap anak-anak yatim dan yatim-piatu. Aamiin.

Penulis,
Drs. R. Kurniawan Prihatmono