Jumat, 17 Juni 2016

ALHAMDULILLAH ANAK SAYA BISA BERJALAN DAN OPERASI ATRESIA ANI BERJALAN LANCAR



SMS PERTAMA DARI PAK MM

Penulis cukup banyak menerima SMS (pesan singkat) dan telpon dari para orang tua di berbagai propinsi di Indonesia, seperti propinsi dari pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi dan kota-kota lainnya, namun hanya dari para orang tua yang memang serius yang penulis layani yang memang ingin menterapi bayinya ke (istri) penulis, dengan terlebih dahulu akan penulis jelaskan dan penulis berikan arahan-arahan sebelumnya. Seperti di suatu hari masuk sms ke handphone penulis di 13 Agustus 2015 dari Bapak MM, yang masih penulis simpan seluruh masuknya SMS sejak pertama kali dari seluruh orang tua bayi hingga saat ini :

Pak MM: “Assalamu’alaikum. Salam …. Alhamdulillah saya menemukan tulisan anda sekitar kasus down syndrome, saya ingin konsultasi terkait perkembangan anak saya (N), kapan saya bisa menghubungi  bapak….. terima kasih (MM, Jakarta)”.

Penulis: “Wa’alaikumsalam Pak. Terima kasih telah membaca artikel Blogspot saya. Apakah kita bisa berteman WA/BB,  agar kita mudah komunikasi ? Kami akan presentasi metode dan cara terapi untuk se-Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) agar faham sekalian melihat kondisi anak bapak. Dari Kurniawan”

Pak MM: “Terima kasih banyak sudah menjawab sms saya …. Ini nomor WA saya 08780xxxxxx… Ingin sekali saya segera mendengar komentar bapak tentang anak saya…” demikian Pak MM pada mula sekali ber-SMS dengan penulis, dikarenakan juga anaknya sudah usia 19 bulan yang kelainan DS ternyata juga mengalami kelainan atresia ani (tidak ada anus) dan sejak bayi operasi kolostomi (yang dibuat saluran pembuangan dari samping kiri perut anaknya (N) masih belum bisa berjalan juga padahal sudah ikut terapi fisioterapi di rumah sakit di bilangan Parung, kemungkinan memang atresia ani-nyalah juga yang menjadikan bagian kiri tubuh menjadi lebih terlambat (karena ada operasi untuk kantung bab-nya) menjadi halangan bagian sisi kiri.


Sempat kami berteman WA sebelum berkunjung ke rumah beliau yang bekerja sebagai staf litbang pendidikan di salah satu kementrian Negara Republik Indonesia. Beliau bertanya sebelum kami presentasi datang ke rumah beliau: “Benarkah keputusan saya, bahwa saya baru akan mengoperasi atresia aninya setelah anak saya bisa jalan ?”

Penulis : “Wah untuk hal  ini kapannya kesiapan bayi dioperasi silakan Bapak berkonsultasi dengan ahlinya pak” (maksud penulis adalah dokter ahli untuk atresia ani) dikarenakan ini tergantung kesehatan bayi juga dan faktor kesiapan orang tua juga untuk saya tidak menyalahkan dikarenakan si anak sudah cukup besar, yang kebanyakan operasi ini dilakukan sebelum usia 1 tahun, jadi sebenarnya tidak perlu menunggu harus bisa jalan lebih dahulu.

Penulis bertanya: “Sudah fisioterapi di mana saja ?”
Pak MM:  Di rumah sakit x dan sudah sejak 10 bulan, tapi hingga usia 19 bulan ini baru ini kemajuannya. Kemajuannya maksudnya sudah titah tapi jalan masih dipegang dengan dengkul masih bergetar dan jalan ngesot (jalan maju sambil duduk), dikarenakan ada kantung penampungan di perut bawah kiri.


KUNJUNGAN PRESENTASI
Akhirnya penulis dan istri berkunjung di hari yang telah disepakati dan presentasi seputar terapinya, cara terapinya dan hal-hal yang akan mempengaruhi hasil terbaik terapi, dan sekalian diagnosa kondisi anak Pak MM dan istrinya Bu E yang berjenis kelamin laki-laki dan kondisinya saat itu adalah :
-down syndrome* dan atresia ani (belum ada anus)
-jalan masih sambil duduk (maaf) ngesot (jalan maju sambil duduk) juga yang aktif terutama kaki kanan dikarenakan perut kiri ada plastik penampungan babnya
-berdiri bisa tapi dengkul masih sangat bergetar
-sambil saat berdiri tangan masih dibantu pegang, jika tidak dipegang maka si anak akan ambruk
-jalan bisa dengan sangat perlahan dan dengkul masih bergetar keduanya

*down syndrome:
http://kprihatmono.blogspot.co.id/2016/02/kprihatmonoblogspotcoid-mencapai-5.html
Begitu faham denga terapi kami, Pak MM langsung berkomentar yang masih penulis ingat sampai sekarang: “Wah ada ya model terapi kayak begini.” Beliau sangat antusias sekali bahkan langsung beberapa hari kemudian langsung mulai terapi dengan istri penulis dan terapi yang di rumah sakit sementara dihentikan sambil melihat kemajuan perkembangan hasil terapinya (untuk dinilai).

Penulis: “Tidak ada yang mustahil bagi Allah walau terhadap kelainan seperti ini Pak.” Kemudian kami pamit pullang dan agar ibu E dan Bapak MM agar mendiskusikan akankah terapinya kapan dimulai dengan  adanya dzikiran yang juga mesti dilakukan untuk mereka berdua, agar keberhasilan terapi untuk anaknya dimudahkan dan diberikan hasil terbaik semaksimal mungkin oleh Allah SWT.

Pak MM bercerita bahwa sebenarnya beliau sudah suka sempat beberapa  bulan lalu browsing di google mencari tempat-tempat terapi fisioterapi  tapi saya belum menemukan siapa yang akan bantu untuk terapi anak saya. Sempat saya beripikir lama sekali, apakah mau nunggu sampai bisa jalan dulu atau operasi atresia ani-nya dulu. Sampai akhirnya di Agustus 2015 lalu saya browsing malam-malam (di saat N sudah usia 2 tahun 3 bulan) saya menemukan artikel Blogspot Pak Kurniawan, saya dan istri begitu saya beritahu kok rasanya ingin segera memanggil Pak Kurniawan untuk melihat anak kami. Saya merasa artikel-artikelnya tentang kisah keluarga yang ada dalam Blogspot Pak Kurniawan memang merupakan kisah nyata kejadian sebenarnya, makanya akhirnya saya SMS Pak Kurniawan.


DIMULAI FISIOTERAPI UNTUK ANAK PAK MM  
Pertemuan selanjutnya kami langsung diminta untuk kunjungan hari Minggu dikarenakan Pak MM dan Ibu E keduanya bekerja hanya berbeda divisi, sehingga kami tidak bisa menaruh jadwal kunjungan terapi di hari biasa. Banyaknya terapi di awal 8x tiap bulannya yang banyak ditujukan ke Syaraf Motorik Kasar dalam otak (CERREBELUM), punggung dan pinggul dan kaki. Mulailah terapi ke kami dari hari ke hari dilalui, setelah beberapa kali atas kesabaran mereka dan Allah ridhoi alhamdulillah kemudian mulai tampak ada kemajuan-kemajuan perkembangan hanya sekitar 2 sampai dengan 2,5 bulanan:
- mulai bisa berdiri tapi masih memegang meja tamu
- wajah dalam menatap makin berekspresi bagus
- tatapannya dan senyumnya
- sesekali bila tidak sedang jalan, masih suka jalan maju sambil duduk


PERKEMBANGAN SETELAH 2,5 BULAN HINGGA  4 BULAN
Perkembangan di Desember 2015 sampai dengan Januari 2016 yang usianya anak Pak MM yaitu N berusia 2 tahun 7 bulan dan hasil terapi selama 5 bulan ini sejak minggu ke 3 Agustus 2015 alhamdulillah sangat pesat. Saya tanya ke Pak MM  setelah kunjungan terapi ke sekian kali tentang bagaimana jalannya: “Itu sudah saya ajak jalan antar 2 rumah,  dan sudah sering ke teras sendiri, saya biarin aja gak pakai sepatu.”  Sambil Pak MM senyum-senyum yang penulis jawab: “Wah hati-hati Pak takutnya ada paku, kan di sebelah apalagi sedang renovasi rumah.” Yang pas saat itu sebelah rumah Pak MM sedang ada tukang bangunan yang merenovasi dan material bangunan ada di depan rumah (di luar jalan komplek) rumah, yang disambut dengan kalimat dari istri Pak MM:
“Iya nih ayah mestinya kan pake sepatu.” Demikian komentar seorang ibu yang memang kawatir sekali dengan cara Pak MM. Sampai di sini jumlah terapi mulai hanya menjadi 6x.

Pak MM dan Bu E sudah menyetop terapi yang berkunjung ke rumah sakit dan fokus ke terapi kami, selain ibu E dan Pak M memang keduanya bekerja, jadi sangat menerima sekali cara terapi kami yang bisa kunjugan ke rumah pasien.


TERAPI TERJEDA DENGAN OPERASI ATRESIA ANI
Setelah terapi sekitar 2 bulan berlalu, akhirnya N mendapat panggilan untuk operasi ke rumah sakit Cipto Mangunkusumo untuk operasi (maaf: pembuatan maaf duburnya) dan dilakukan perawatan dulu beberapa hari di sana, penulis terus melakukan pemantauan bahkan juga mengantar istri melakukan terapi penguatan untuk N menjelang di hari saat akan operasi ke 2 (pembusian). Penulis dan istri sempat berfoto bersama N dan pengasuhnya yang menjagai N di setiap harinya.


FISIOTERAPI FEBRUARI - MARET 2016 N BISA BERJALAN SEMPURNA
Alhamdulilllah akhirnya N saat kami berkunjung kembali, N berjalan sudah sangat lancar dan penulis memvideokan setiap kali N berjalan.  Terlihat sesekali masih menghampiri kursi yang diduduki Pak MM atau Ibu E di saat jalan beberapa langkah lepas tangan. Sampai di sini terlihat wajah kedua orang tua ini sudah sangat bahagia sekali terpancar dari wajahnya.  Dan tentunya jumlah terapi semakin berkurang  di tiap bulannya hanya 4x.


OPERASI KE 3 (TERAKHIR) ATRESIA ANI DI AWAL MEI 2016

Fisioterapinya terjadi jeda kembali dikarenakan operasi atresia ani terakhir (ke 3) N kembali ke rs. Cipto Mangunkusumo dan di sini kami mendapat kabar yang membuat haru, dikarenakan saat N sudah siap menunggu beberapa jam karena mesti puasa sebelum operasinya, sedangkan sudah sampai siang belum dilakukan tindakan operasi, akhirnya N yang menginjak usia 2 tahun 11 bulan ini menuju tempat tidur  ruang tindakan operasinya sendiri disaksikan orang tuanya dan para dokter yang waktu itu masih siap-siap, seakan ingin disegerakan kepada para dokter untuk cepat dioperasi dikarenakan sudah terlalu lama berpuasa.

Alhamdulillah akhirnya operasi atresia ani-nya berjalan selamat dan lancar. Dan setelah N diperbolehkan pulang ke rumah, kami mulai terapi kembali yaitu sekaligus membantu agar recovery (pemulihan) operasi juga lebih cepat. Alhamdulillah di pertengahan Mei 2016 N sudah baik kondisinya dan sudah berjalan dengan cukup baik. Dan jumlah terapi hanya tinggal 1x terutama untuk otak syaraf motorik halus atau otak yang disebut CERREBRUM (untuk kecerdasan dan kepintaran).


FISIOTERAPI SUDAH DI PENGHUJUNG DAN  N BERFOTO DENGAN KAMI
Fisiotterapi sudah mulai berada di penghujung perjalanan panjang untuk N. Terapi kunjungan di pertengahan Mei kemarin setelah selesai dan kami akan pamitan, di saat Pak MM dan Bu E mengisahkan kisah operasinya di rumah sakit, sementara N jalan mondar-mandir ke teras, masuk lagi ke ruang tamu beberapa kali tanpa didampingi sama sekali. Lalu N pelan-pelan menghampiri kami yang sedang duduk di sofa yang muat 2 orang melalui Ibu E yang duduk di kursi sendiri, lalu berjalan di antara meja tamu ke dekat kaki kami, ternyata N ingin duduk di antara Penulis dan istri Penulis, dan penulis berkata:

“Ooowh ingin duduk di tengah…….mau difoto ber 3 ya kata penulis ke N” sambil N senyum dan penulis meminta  tolong kepada Bapak MM untuk mengabadikan.
Terharu penulis dan istri melihat kondisi ini, “Ya Allah sudah pinter ya N” kata istri dan penulis, selama ini belum pernah N berlaku seperti ini, ini seperti mengisyaratkan bahwa masa-masa terapinya memang sudah berada di penghujung (segera akan selesai) hanya tinggal 2x.

Semakin terpancar raut kebahagiaan di wajah Bapak MM dan Ibu E, kamipun sangat bahagian melihat perkembangan N. Kepada Bapak MM dan Ibu E, hari-hari panjang terapi N, sudah kita lalui bersama dan sudah akan selesai dan hanya tinggal beberapa kali untuk kecerdasan dan kepintaran. Semoga perkembangan tumbuh kembang N selanjutnya seperti pendidikan dan kemandirian kehidupannya, tercapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Aamiin ya rabbal alamin.

Sebelum kisah ini Penulis tayangkan menjadi artikel di Blogspot, Penulis mintakan persetujuan izin kepada pak MM bahwa untuk terapi fisik organ dalam untuk N bisa dibilang sudah selesai di akhir Mei 2016 ini. Dan Pak MM langsung menjawab : “Tidak apa-apa, untuk ke depannya 1 bulan sekali tetap terapi untuk kecerdasannya sekalian silaturahmi.” Penulis:  “Terima kasih Pak atas kepercayaannya kepada kami selama ini dan semoga N ke depannya semakin pintar.” 

Kepada Bapak MM dan E penulis ucapkan terima kasih kami bahwa kisah nyatanya boleh kami ceritakan pada artikel penulis dan Pak MM langsung membuatkan JUDUL seperti di atas. Juga terima kasih yang sebesar-besarnya yang selama ini telah bersedia Penulis mintakan tolong agar berteman kepada beberapa orang tua lain yang ingin sharing (berbagi dan bercerita) tentang bayinya yang baru mulai terapi dengan kami, untuk sekedar memotivasi dan menceritakan keberadaan (eksistensi) kami dalam menterapi, bahwa bila Allah berkehendak, maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya, bahwa organ  dalam yang mengalami kelainan pelemahan akibat trisomi 21 yang tidak terjangkau tangan manusiapun dapat diterapi dengan kekuatan dzikiran dan perbaikan luar dan dalam tentunya dengan cara yang baik dan benar dengan tidak melanggar syari'at agama Islam, selain dengan banyak macam latihan-latihan dan diurut penguatan sendi dan otot, bahkan dengan metode rohani (dengan tambahan dzikir dan do’a) selalu disertakan, sehingga insya Allah hasil terbaik yang diperoleh. Aamiin.


Drs. R. Kurniawan Prihatmono

HP 081386837511

Harap SMS Lebih Dahulu

Hanya untuk yang serius

Kisah Ini Telah Mendapat Persetujuan Bapak MM dan Ibu E