ARTIKEL KALI INI ADALAH LANJUTAN (PART 2) DARI :
http://kprihatmono.blogspot.com/2022/05/fisioterapi-tumbuh-kembang-hingga-brain.html?m=1
Kami dalam melakukan latihan fisik & treatment area wajah dengan usapan untuk tumbuh kembang bayi kelainan genetik seperti Down Syndrome (DS) mulai dari perbaikan ciri-ciri fisik DS di wajah hingga organ dalam lainnya dan semua dilakukan dengan kasih sayang tidak dengan cara-cara kasar ataupun pemaksaan :
1. Bayi Kelainan kromosom Down Syndrome
2. Bayi Kelainan kromosom Inversi-9
3. Bayi Kelainan Translokasi Robertsonian
4. Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
5. Anak PDDNOS (Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified
6. Anak Cerebral Palsy (CP)
Perlu para orang tua pemilik bayi Down Syndrome (khususnya dan kelainan genetik lainnya) dan anak ABK pada umumnya (apalagi anak yang sudah hiperaktif), sangat dipengaruhi oleh faktor di sekitarnya dapat menjadi berperilaku menyimpang. Apa saja perilaku menyimpang dan lingkungan yang bagaimana, silakan disimak, semoga menjadi masukan.
MENGAPA ORANG TUA ANAK (PENGASUH ANAK) BILA ORANG TUANYA TIDAK BISA MENGANTAR ANAK HARUS MELIHAT CARA DI SAAT ANAK MEREKA YANG AUTIS, ADHD & PDD-NOS & DOWN SYNDROME SEDANG LATIHAN FISIK & DITERAPI WICARA ?
Apa alasan-alasan pentinh sebaiknya haruslah melihat anaknya dilatih tumbuh kembang walau dari jauhpun (misal dari jarak 5 meter di ruang lain tidaklah apa-apa, haruslah membuat pintu khusus berkaca jika orang tuanya tidak masuk ruangan bersama anaknya ? karena alasan :
1. Orang tua harusnya bisa mengulang di rumah agar bayi / anak lebih cepat bisa mengejar keterlambatan (delay) fase tumbuh kembangnya
2. Tiap manusia termasuk anak & bayi itu punya memory (ingatan) / otak berpikir dan perasaan (hati), sehingga anak harusnya tidak diperlakukan oleh dengan cara-cara yang kasar, karena lambat laun akan terakumulasi oleh "pengaruh luar (lingkungan external)" si bayi/anak. Jangan lupa karena perlakuan dan latihan itu termasuk dalam "LINGKUNGAN" di sekitaran anak. Memang lingkungan bermacam-macam, anak menjadi autis bisa akibat faktor keturunan, obat-obatan di masa kehamilan, faktor gaya hidup ke dua orang tua dan perilaku abang-kakak ke si adiknya yang misalkan kasar, memarahi & suka membentak (terlebih) jika semula si bayi adalah penyandang DS sangat mudah beresiko bergejala autis (lebih cepat atau bisa saja akhirnya menjadi penyandang salah satu spektrum autis : PDD-NOS, ADHD dan AUTIS).
Misalkan bayi Down Syndrome dengan cara serba nangisan terus masih diteruskan hingga nangis kejer :
•pakai bola ditelungkupkan kaki disorong-sorong sambil nangis masih digeber terus menerus
•saat didudukkan sambil dipegang bahunya bayi menangis sepanjang 5 menitan nangis digeber terus
•masa pemberdirian selagi belum kuat tubuhnya diikat, kaki diikat padahal bayi menangis digeber terus
Nangis lama (sampai 3 - 4 menit lebih) yang terakumulasi terus menerus setiap kali fisioterapi pasti membuatnya kesal, bila sepanjang masa fisioterapinya saat usia 6 bulan-12 bulan dibuat selalu tidak nyaman, nangis masih digeber terua, maka bayi / anak akan menjadi bersifat ketakutan, cemas, bahkan secara medis bisa membahayakan si bayi DS bila ada jantung bocor ukuran ASD 4 mm atau di VSD 4 mm ke atas, apalagi yang jenis PDA 2 mm ke atas dengan kondisi arteri ada PH (Pulmonal Hipertensi).
Jangan lupa : anak bersifat peniru (termasuk anak ABK : Down Syndrome, Autis, dll) sedikit banyak jika tiap dilatih dengan cara-cara selalu nangis (apalagi agak kasar), maka akan mempengaruhi mental & perilakunya menjadi anak yang keselan, besok-besoknya melihat tempat KKTK nya saja (belum turun dari mobil) sudah mulai ketakutan, lalu lama-kelamaan dari minggu ke minggu berangsur-angsur mulai suka murung, menyendiri, pada akhirnya di usia belasan bulan mulailah sehari-hari suka sebal, uring-uringan dan kaki gloseran perilaku mulai menyimpang di rumah.
Rumahpun juga merupakan lingkungan bagi anak, jika di rumah misal saat lempar barang dimarahi maka akhirnya di 2 tahunan jadi anak yang suka emosian dan marah akhirnya suatu saat menjadi susah diatur, akhirnya anak mulai suka mukul-mukul kepalanya sendiri, nangis yang sangat rewel, dan akhirnya akan mulai muncul tantrumnya (suka emosi, mukul kepala dan suka menjedotkan kepala ke ubin dan lain-lain) tak jarang hingga dahi / jidatnya benjol besar.
3. Agar melihat apakah latihan fisik yang dilakukan bisa membahayakan jantung, khususnya bila bayi/anak mengalami jantung bocor (itulah pentingnya bayi DS dites echo jantung di usia sebelum 4 bulan) :
• ASD serambi 4 mm atau lebih besar
• VSD (bilik) 4 mm atau lebih besar
• PDA (Patent Ductus Arteriosus) 1 mm atau lebih besar
MARI KITA BAHAS 1 PER 1:
Contoh kehati-hatian adalah:
A. KASUS ADANYA KELAINAN JANTUNG. Pada bayi DS yang jantung bocor seperti disebut di atas (harusnya jangan melatih bayi dengan cara-cara kasar sebelum operasi bedah terbuka dada jantung (bagi yang jantung bocor besar, TOF, Pentalogy Of Fallot) dan kepada bayi yang belum vonis bedah jantung yang bocor ASD / VSD tapi ukuran 4 mm ke atas) janganlah melatih dengan cara memakai bola besar bayi dibalik (ditelungkupkan tengkurap badan dadanya tengkurap di bola besar lalu kaki di maju-mundurkan, padahal bayi usia 5-7 bulan tersebut nangis kejer sehingga bernafas agak sesenggalan-ngap-ngapan ini sangat bisa membuat bahaya kondisi jantungnya.
Sangat lebih baik bila bayi DS sedang dilakukan latihan fisik tumbuh kembangnya, bila menangis HARUSLAH distop dulu, dihibur dulu dan dengan cara harus lembut & kasih sayang. Itulah pentingnya orang tua melihatnya (walau dari luar pintu berkaca 1 arah).
B. JANGAN DIKASARI (JANGAN NANGIS DIGEBER TERUS) misal dengan melakukan latihan tertentu dengan cara "pemaksaan" misalkan memaksa menyuruh anak tersebut untuk memperhatikan sampai berkata dengan kasar : lihat sini (dengan suara keras ke anak) sambil ke 2 tangan si terapis menolehkan ke 2 pipi wajah si anak dengan agak kasar yang perhatiannya semula entah ke mana dipaksa agar mau kita.
Metode kami dengan latihan fisik dan ttratment wajah mengurangi ciri-ciri fisik DS di wajah dengan lembut kasih sayang didoakan otaknya, harapan apa yang dilatih terserap oleh otak si anak, maka kemajuan perkembangannya sekali dikarenakan otak anak-anak ini tidak diterapi agar lebih cerdas.
Khusus anak hiperaktif jika tidak diperbaiki / tidak dikurangi kehiperaktifannya, walau sudah pakai meja terapi ABK, anak spektrum autis saat akan diajarkan bicara, diajarkan flash card, mainan puzzle (dll) cenderung kurang fokus dan apa-apa di atas meja ini seringkali dilempar / dibuang, ditambah didudukkan posisi tidak bisa ke luar dari duduknya pasti ingin ke luar dari kursinya untuk berjalan ke sana-ke mari (tidak bisa diam dalam waktu sebentar).
Pada terapi di luaran pada anak ADHD, PDD-NOS DAN AUTIS dengan cara terapi yang dipaksakan agar anak melihat terapi bermain yang diajarkan, terapi bicara saat pengucapan anak dipaksa (kan) padahal kefokusan perhatian sangat masih kurang, atau bahkan bisa saja belum ada dengan maksud agar anak bisa melakukan sesuatu yang dicontohkan Sehingga walau ada kemajuan sedikit bisa bicara atau bertambah bisa bermain misalkan puzzle, tapi pada kenyataannya kefokusan tetap sangat sedikit dari bulan ke bulan bahkan sampai tahunan.
Begitu diajarkan flash card maka akan susah sekali. Bahkan tak jarang bagi yang jenis AUTIS dengan perlakuan yang dipaksakan malahan si anak menjadi bosan, bahkan kesal akhirnya menjadi tantrum, mulai suka gigit-gigit, teriak-teriak, tak jarang mencakar dan bahkan sampai menggigit sang guru (terapis). Diajari terapi bermainpun, anak hanya mau sekedarnya saja, dikarenakan kefokusan nyaris belum ada.
C. METODE KAMI PADA ANAK AUTIS PERBAIKI DULU KEHIPERAKTIFANNYA. Banyak anak-anak ADHD, AUTIS dan PDD-NOS diterapi di luaran adalah dengan memaksakan pelatihan macam-macam misalkan dilatih flash card, dilatih mengulang perkataan angka 1 sampai 10, dilatih mengikuti membaca huruf atau suku kata tertentu di depan si terapis tapi perhatian anak tidak tertuju kepada si terapis, maka orientasi pada hasil terapisnya tidak akan baik (kurang berhasil). Usia anak bertambah tahunan namun kemajuan sangat sedikit sekali, bandingkan bila otak diperbaiki dulu dengan metode kami, hingga (mencapai) kemudian fokus lebih muncul, barulah silakan lanjut diterapi SI dan TW, Belajar Edukasi maka hasil kemajuannya lebih cepat/lebih baik karena lebih mudah diajari.
D. LIHAT CARANYA SAAT ANAK DILATIH Ada lagi di luaran sana, karena si anak kehiperaktifannya sangat tinggi maka sampai dibedong dibungkus dengan semacam perban seluruh tubuhnya dari kaki, paha, lengan hingga dada, seperti "mummy" (tersisa leher dan kepala) tentu saja saat dililit perban itu si anak tidak bisa bergerak, maka seolah si anak yang hiperaktif tadi menjadi tenang (?). Karena diikat beberapa menit, namun karena terjadi ketidak nyamanan, setelah ikatan dibuka, maka tentu si anak akan hiperaktif kembali, bahkan bisa jadi malahan semakin lebih menjadi-jadi hiperaktifnya di saat besoknya sudah sedang tidak diikat dibedong.
E. Itulah makanya caranya HARUS DILIHAT (pakai pintu dari 1 arah, sehingga dari arah anak tidak bisa melihat kehadiran orang tuanya di luat ruang sebelahnya
Jadi dengan melihat kejadian-kejadian di atas, kalau membawa anak spektrum AUTIS, ADHD, PDD-NOS, haruslah anak Bapak/Ibu bisa dilihat caranya agar anak tidak dikasari, jangan sampai hanya menyerahkan bayi/anak tapi cara-cara tidak bisa Anda lihat.
Karena kita tidak bisa & tidak boleh sembarangan untuk anak spektrum autis bila dilakukan dengan kekasaran, dibuat tidak nyaman, dibuat kesakitan, dibuat menangis sampai kejer masih diteruskan, diikat-ikat kakinya & badannya, dipacu adrenalinnya adalah bukan semakin baik tapi pengalaman kami dapat info selama beberapa tahun belakangan pada banyak anak spektum autis justru semakin tidak baik perilakunya (yang kasar dan nangis digeber terus) haruslah diubah cara-caranya dengan lembut cinta kasih sayang.
Apa alasan para orang tua ? Yaitu Untuk bisa dilihat untuk melakukan treatment dan latihan ulang di rumah.
F. Ada lagi kami dapat info, anak spektrum autis dibawa oleh sang pengasuh anak (karena kedua orang tuanya sibuk bekerja), lalu si pengasuh memperhatikan dari menit ke menit hingga 1 sesi sekitar 40 menit selesai tapi si anak (yang kalau sedang melek memang suka ke sana kemari tidak terkontrol), lalu di tempat dilakukan terapi si anak selama 30 menit lebih ternyata ngantuk dan tertidur, lalu tak jarang kata si pengasuh ke kami si pengasuh bercerita sering bobo aja dibiarkan hingga 1 sesi waktunya habis. Itulah maka perhatikan jam-jam kebiasan jam tidur siang anak.
G. HINDARI & JANGAN MENGHUKUM ANAK DENGAN JEPITAN ATAU HUKUMAN LAIN YANG TIDAK MANUSIAWI UNTUK UKURAN ANAK. Pada anak DS bermata nystagmus akan lebih susah, jadi janganlah menghukum anak misalkan dengan menjepit jari-jarinya karena belum mau bicara.
Memang bayi DS yang bermata nystagmus, nystagmus adalah kondisi gerak kornea mata yang tidak terkontrol tapi tingkatan keparahan berbeda-beda pada anak DS, agak lebih susah bagi si anak dalam melihat flash card atau benda-benda lain di depannya yang diajarkan, lalu si anak nangis berkepanjangan, begitu diintip dari jendela kamar yang agak tinggi oleh ibunya (dari jendela berkaca gelap ke arah ruang tengah yang jaraknya hanya 2 meteran terlihat, anaknya ternyata sedang dijepit jari-jarinya dengan jepitan jemuran yang setelah selesai terapi ditanya dari mana asal jepitan jemuran, ternyata si terapis wicara membawa jepitan jemuran di tas-nya. Terlihat oleh sang ibu saat sang anak yang masih 2,5 tahun itu selagi masih diterapi tadi, berusaha berulang kali melepas jepitan-jepitan di jarinya karena merasa kesakitan & tidak nyaman sambil masih nangis merintih kesakitan. Jari 1 kelepas jepitannya, dijepit lagi di jari lain, sangat kasihan si anak dan tega sekali si terapisnya.
Begitu selesai terapi, ibunya dengan agak kesal bertanya :
Kenapa anak saya tadi pakai dijepit-jepit begitu jarinya ?
Dijawab oleh si terapis wicara:
Abis saya kesel anak ibu gak mau-mau bicara, jadi saya hukum aja.
(Maksud si terapis karena kesal, maka si anak dijepit supaya mau bicara).
Lalu si ibu menimpali dengan nada kesal :
Lain kali kalau menterapi anak saya, jangan dijepit-jepit gitu ya.
Semoga dengan kejadian ini agar terbuka pikiran Bapak/Ibu bahwa HARUSLAH melihat bayi/anak ABK Down Syndrome (DS), Cerebral Palsy (CP), Autis dan lainnya saat difisioterapi fisik dan terapi (wicara, okupasi & sensori integrasi). Harus juga melihat cara-caranya. Bila terlihat ada "hukuman" seperti di atas, maka Bapak/Ibu sebaiknya bertanya dan menegur.
SEBAIKNYA LAKUKAN TEMPAT TERAPI YANG BAPAK/IBU DAPAT MELIHAT ANAK
Jika tempat terapi tidak mau dilihat orang tuanya ke dalam ruangan terapi (biasanya tempat terapi beralasan nanti si anak manja jarena melihat orang tuanya), pilihlah tempat terapi yang memiliki pintu kaca 1 arah di pintunya tempat Bapak/Ibu bisa melihat ke arah anak, tapi anak tidak bisa melihat ke arah Bapak/Ibu. Jika tidak dibuat cara demikian, lebih baik JANGAN memilih tempat tersebut, karena misalkan anak Bapak/Ibu dikasari ? Tentu tidak mau bukan.
Memang lebih baik bawa pergi bayi/anak Bapak/Ibu dan cari tempat yang lain. Ingat : Memperbaiki bayi / anak bukanlah seperti memperbaiki mobil seperti "ala" service mobil di tempat k e t o k m a g i c. Bayi / anak memiliki jiwa (ruh), pikiran dan hati (perasaan) lembut pada awalnya, mereka ini bisa karena faktor lingkungan (external) harus diperlakukan perbaikannya dengan lembut & cinta kasih sayang sepanjang segala terapi yang dilakukan dan kehidupan anak di rumah pun oleh sanak family di rumah termasuk abang/kakaknyapun juga harus support dan sayang jangan dimarahi apalagi dibentak (misal membuang / melempar benda / barang dalam jangkauannya). Hindari pula yang cara-caranya kasar orang tuanya tidak boleh melihatnya. Dan siapapun di rumahnya tdak boleh berkata kasar/membentak misalkan anak menjatuhkan benda atau barang di rumah (semisal remote AC, remote tivi, HP), maka solusinya jauhkan benda-benda mahal ini dari jangkauan anak.
INGAT: Bayi / anak punya otak (pikiran), hati (perasaan) dan juga memory yang bisa (merekam atau mengingat) yang sudah diperlakukan kasar dan dibuat kesal dan segala misal dibedong seperti mummy, diikat kakinya agar tidak bergerak atau misalkan dijepit jari-jari tangannya dengan jepitan jemuran karena menggunakan cara-cara paksa misalkan saat diajari bicara tapi tidak juga si anak mau mengulang melakukannya.
Atau si anak nangis karena dipaksa sesuatu, lalu digeber terus oleh si terapis padahal si anak sudah nangis kejer berkepanjangan. Biasanya untuk orang tuanya di luar ruang lain agar tidak mendengar anaknya nangis kejer dengan cara menyetel suara musik keras-keras.
Nah artinya mau tidak mau Bapak/Ibu harus melihat bayi / anak sepanjang saat sedang diterapi, kalau cara-cara membuat tidak nyaman, cara yang kasar nangis digeber terus, dijepit jarinya, dan cara tidak baik lainnya yang akan membuat anak kesal, justru semakin brutal nantinya dan semakin hiperaktif.
JANGAN LUPA : Bayi / Anak Down Syndrome itu sifat dasarnya lembut, periang, pemalu, penyayang, dan baperan, sensitif dengan kekasaran, periang, suka membuat orang tertawa. Jadi hindari bila bayi DS yang tidak bisa Bapak/Ibu lihat. Banyak bayi DS usia 10 bulan-16 bulan kita tatap matanya sambil kita pukul paha kita sendiri di depannya si bayi ini maka bisa sudah menangis karena dikira memarahinya karena takutnya, apalagi kalau cara melatihnya seringkali dengan nangisan digeber terus secara berlama-lama misalkan 3 sampai 6 menitan (apalagi lebih lama).
Dan juga metode kami dalam memperbaiki anak ADHD & PDD-NOS adalah dengan mengurangi kehiperaktifannya lebih dulu dengan cara lembut cinta kasih sayang, kehiperaktifan anak dibuat agar cooling down (lebih tenang), bukti harus terlihat oleh Bapak/Ibu kemajuan dari bulan ke bulan dari hasil terapinya sehingga KESADARAN DAN KEFOKUSAN ANAK MENINGKAT, ANAK LEBIH TENANG sehingga saat dilakukan apapun nantinya misalkan saat lanjut belajar bicara dan terapi lainnya sudah mau menatap lebih fokus kepada si terapis.
Semoga semua info yang kami dapat menjadi masukan bagi siapapun dimanapun & semua orang tua pemilik anak ABK) dimanapun agar terbuka pikiran Bapak/Ibu bahwa HARUSLAH melihat bayi/anaknya saat dilatih. Di Jakarta & Bekasi sudah banyak sejak beberapa tahun lalu sudah membuat pintu yang ada kaca agar orang tua bisa melihat anaknya ke dalam, si anak tidak bisa melihat ke ibunya dari dalam ke ruang depan. Jadi pintu ini bisa dibuat.
Dalam melatih haruslah bersifat sabar dan sayang anak seolah itu adalah anak sendiri, karena memang ada beberapa (banyak) kasus kondisi bayi / anak ABK yang organ dalam bermasalah seperti:
• bayi DS yang jantung bocor dengan besar bocor tertentu atau terjadi TOF (Tetralogy of Fallot), Pentalogy of Fallot dll yang agak bahaya
• ada yang pakai colostomy bag di perut kiri (akibat atresia ani = tidak ada anus) jadi masalah untuk bagian kiri tubuh, jadi latihan yang serba ke kiri harus sangat hati-hati
• mata yang nystagmus sehingga agak ada gangguan dalam penglihatan (dikarenakan anak ABK usia 4 tahun ke bawah masih susah dipakaikan kacamata, karena biasanya akan dilepaskan/ dibuang), jadi saat diterapi flash card atau yang ada bacaan / gambar seringkali kurang terlihat oleh matanya
• ada cukup banyak kasus ABK tertentu juga mengalami gangguan kurang pendengaran
Dan masih banyak kondisi yang menyebabkan saat masih bayi bagaimana cara melatih 8yang baik dengan sabar atau anak usia balita (2, 3, 4, 5 tahun) berbeda-beda kondisi, namun apapun kondisinya bukan berarti lantas dilakukan dengan cara kasar, pemaksaan-pemaksaan dan hukuman yang tidak baik. Banyak kejadian akhirnya malahan anak kondisi Down Syndrome pada saat usia 2,5 tahun - 3 tahunan malah menjadi anak bergejala autis dikarenakan "faktor external" (sejak usia masa-masa fisioterapi) dikasari secara terakumulasi, bisa jadi saat mulai titah-titah menjelang jalan, anak suka buang benda, di rumah dibentak/dimarahi oleh sanak family di rumah, akhirnya anak menjadi kasar memperlihatkan banyak gejala autis.
Pihak medis kini telah menyatakan penyebab anak bergejala autis sudah menyebut salah satunya adalah faktor lingkungan, silakan browsing dengan keywords : hingga kini penyebab anak menjadi autis maka akan muncul :
Hingga kini, penyebab autisme tidak diketahui secara pasti. Namun, risiko terjadinya gangguan autisme dapat meningkat apabila terdapat faktor genetik dan lingkungan, misalnya paparan racun, asap rokok, infeksi, efek samping obat-obatan, serta gaya hidup tidak sehat selama hamil. (Tertanggal) Feb 14, 2020 di salah satu website.
Dikatakan di web lain di 2021:
Penelitian terbaru mengonfirmasi beberapa kelainan genetik yang dapat mempengaruhi seseorang terhadap autisme. Beberapa gen telah terlibat. Autisme sering kali dikaitkan dengan keterlibatan beberapa gen yang diturunkan. Autisme juga bisa menurun dalam keluarga, jadi kombinasi gen tertentu dari orangtua bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami kondisi tersebut.
Jika kita bercermin pada 3 hal di atas (genetik, lingkungan dan pertemanan), yang mempengaruhi faktor perilaku & pendidikan anak termasuk terapi anakpun berhasil atau tidaknya salah satunya adalah lingkungan :
Ad 1. Faktor sekolah (yang dipilih) karena sekolah termasuk lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan & bermain dengan anak lain di sekolah
Ad 2. Faktor lingkungan rumah (komunikasi, support keluarga yang berperilaku kurang baik dan atau baikkah di keluarga)
Ad 3. Faktor lingkungan pertemanan (di liar sekolah)
Maka sudah jelaslah kini fakfor yang turut mempengaruhi anak menjadi meningkat resiko gangguan autis bisa disebabkan pada poin "lingkungan" tentunya poin ad 1 di atas pun lingkungan terapi pun juga termasuk maka haruslah :
Ad 1. Faktor lingkungan bayi / anak ABK yang dihadapi anak adalah9 kasar (seperti dijelaskan pada poin A sampai F) bisa saja meningkatkan resiko anak menjadi mengalami perilaku-perilaku gejala-ejala autis.
TERAKHIR YANG TERPENTING PENGELUARAN BIAYA & EVALUASI HASIL KEMAJUAN BULANAN DAN PER 6 BULANAN
Evaluasi hasil kemajuan tumbuh kembang bayi DS sangat penting dijelaskan ke orang tua anak terhadap kemajuan-kemajuan pencapaian. Harusnya dalam setiap bulan diupayakan adanya kemajuan tertentu.
BIAYA KTK BERBAYAR DI LUARAN BIASANYA DALAM 1 BULAN ADALAH 6 SESI HINGGA 8 SESI
Maksudnya bila dalam 1 bulan (7-8 sesi), 2 bulan (15-16 sesi) & 3 bulan (15-24 sesi) terlaksana tapi jika hanya kemajuan sedikit sekali artinya bisa jadi ada metode atau cara yang kurang tepat yang diterapkan. Karena anak yang hiperaktif masih tinggi, dilatih bicara maka perhatiannya (fokusnya) sangat susah saat diajari, itulah maka hasil tidak akan signifikan dengan biaya yang dikeluarkan. Anak hiperaktif yang diterapi wicara tanpa dikurangi kehiperaktifannya, maka si anak tidak akan fokus melihat yang diajarkan, seperti flash card dan lainnya
Jadi ORIENTASI HASIL AKHIR JUSTRU FAKTOR TERPENTING. Jadi segala faktor perbaikan fisik bayi DS, dan terapi anak ABK diutamakan adalah ADANYA TIDAKNYA SOLUSI dan KEBAIKAN HASIL TERLIHAT TAMPAK NYATA YANG BANYAK, sehingga anak menjadi baik fisiknya sebagus-bagusnya, secerdas-cerdasnya dan sepintar mungkin hingga kemandirian, termasuk sampai kemampuan berbicara.
APA TUJUAN DOA KE OTAK METODE KAMI ?
Perbaikan metode pada anak spektrum autis ada pendekatan & perbaikan berbeda, yaitu perbaiki dulu kehiperaktifannya. Apa gunanya (tujuan) metode kami pada anak ADHD, PDD-NOS dan AUTIS (khususnya kami hanya menerima yang tidak mencakar, tidak menggigit, tidak memukul) paling tidak usia 2 tahun - maksimal ditangani usia 4 tahun :
a. Kehiperaktifannya dikurangi / diturunkan
b. Pola jam tidur masih belum sesuai misalkan jam tidur masih jam setelah 24.00 atau bahkan 01.00 dini hari
c. Porsi jam tidur seharinya masih sangat kurang dari yang seharusnya di usia si anak, hingga akhirnya porsi jam tidur sesuai dengan porsi jam usia si anak
d. Tujuan akhir agar anak semoga menjadi lebih tenang pada perilakunya
e. Sehingga anak akhirnya bisa lebih fokus untuk diajak komunikasi (eye contact : tatapan mata) saat belajar terapi wicara atau latihan kemandirian lainnya
JADI MENGURANGI KEHIPERAKTIFAN ANAK ABK ADA 3 HAL YANG HARUS DILAKUKAN :
Ad 4. HINDARI YANG CARANYA KASAR & JAUHKAN PERLAKUAN YANG KASAR TERHADAP ANAK DI RUMAH / LINGKUNGAN TEMAN
Ad 5. KENALI MAKANAN, CEMILAN DAN MINUMAN YANG BISA MEMBUAT ANAK BERTAMBAH HIPERAKTIFNYA UNTYK DIHINDARI
Tanpa 3 (ad 4, ad 5) cara di atas dilakukan semua, atau misalkan hanya 2 macam (apalagi kalau hanya 1 macam saja yang dilakukan), maka kehiperaktifan anak sangat susah dikurangi, jadi keberhasilan terapi anak hiperaktif semua 3 hal (ad 4, ad 5), haruslah dilakukan semua, setelah dilakukan berhasil hiperaktifnya sangat berkurang dan sudah bisa fokus memperhatikan barulah dilakukan latihan bicara, latihan perilaku akan lebih cepat keberhasilannya.
Semoga tulisan ini bisa menjadi masukan & diambil pelajaran kepada para orang tua sekalian dapat mempertimbangkan faktor-faktor agar kondisi bayi / anak semakin baik. Dan jangan sampai dengan cara-cara kasar tapi perilaku anak malahan terjadi penyimpangan yaitu malahan bergejala autis (suka seperti menjedot-jedotkan kepala, mencakar & menggigit, dll) sehingga malah sulit ditangani & diperbaiki ke depannya, harusnya dari bulan ke bulan kehiperaktifannya harus semakin berkurang.
Salam,
Drs. R. Kurniawan Prihatmono
DM ke IG : Terapidzikirds21
Atau smskan nomor WA ke 081386837511
Penulis adalah lulusan S1 IKIP Jakarta
Area anak ADHD, PDD-NOS dan AUTIS (khususnya yang tidak mencakar, memukul, menendang dan menggigit dan kasar lainnya) kunjungan home visit kami khususnya untuk anak 2 - 4 tahun adalah :
Se Jakarta
Se Depok
Tangerang
Se Bekasi hingga Cikarang, Cakung Cilincing
Cibubur, Cibinong, Citeureup & Kabupaten BogorBintaro - Alam Sutra hingga Serpong
================
Istri di 2007/2008 pernah lulus interview di RSAB Harapan Kita Jakarta Barat lulus pernah diterima pada bagian tumbuh kembang untuk bayi kelainan DS karena hasilnya yang sangat bagus.
Bahkan sejak 2008 hingga kini 2022 sudah 200an dengan hasil sangat bagus, yang tersebar dari Aceh hingga Lampung, semua propinsi Kalimantan dan berbagai kota di Pulau Jawa.
SALAH SATU BUKTI MANFAAT
Bayi DS sekitar 7 per 100 bayi DS mengalami kondisi jantung bocor besar ada yang TOF (Tetralogi Of Fallot) dan kelainan jantung berat lainnya yang mengharuskan operasi bedah terbuka dada, atas izin Allah dengan dilakukan doa penguatan ke jantung dengan doa (dengan dzikir) saat bayi sebelum masa operasi di rentang usia tertentu (bawah 3 bulan hingga menjelang masa operasi, bahkan hingga masuk ruang persiapan hari H operasi banyak pra orang tua pasien kami, apakah itu di kost sementara di belakang rumah sakit atau saat bayinya sudah di ruang rawatan persiapan 1 hari menjelang operasi jantung, banyak orang tua meminta istri untuk melakukan di rs untuk penguatan jantung bayi khusus pasien kami di dalam kamar rawatan rumah sakit (sebelum masa pandemi) sekitar 10 menit. Alhamdulillah atas izin Allah sudah belasan bayi DS yang pasca operasi selalu pulang lebih dulu (lebih cepat) total hanya sekitar 7-10 hari di rs dengan berbagai kasus jantung berat. Tak jarang bayi-bayi DS lainnya pasca operasi bisa sangat lebih lama sebelum bisa pulang bisa sampai 3 minggu atau 1 bulan bahkan lebih.
Kami menerima semua agama & suku apapun yang ke kami, silakan berdoa menurut agamanya masing-masing.
Bersambung ke Part 3....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar