Senin, 24 Desember 2018

Bayi Down Syndrome (Perantara) Penyelamat Sekeluarga Di Lampung dari Tsunami

MUSIBAH DUKA TSUNAMI DI LAMPUNG DAN BANTEN

Musibah tsunami tidak bisa diduga datangnya kapan dan di mana di negara kita ini yang merupakan daerah Ring of fire
https://id.wikipedia.org/wiki/Cincin_Api_Pasifik,
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.  Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5-6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.



UCAPAN TURUT BERDUKA CITA
Penulis mengucapkan turut berduka kepada para keluarga yang kehilangan sanak family dalam musibah tsunami di Aceh 22 Desember 2018 yang baru saja dan hingga tulisan ini dibuat masih terus dilakukan pencarian korban di Lampung dan Banten yang sudah mencapai 220an korban meniggal 1000an orang luka-luka dan 800an rumah rusak. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa yang menjadi korban dan yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran  dan keikhlasan.



Dari musibah ini selain duka ternyata banyak keajaiban-keajaiban yang terjadi, seperti anak kecil yang sudah terseret air tsunami hingga jauh, yang menerjang tinggi dan deras (kali ini tsunami setinggi 3 meter) dan akhirnya bertemu kembali dengan ibunya dengan selamat.

Pernah sebelumnya penulis membuat artikel: Kita tidak  pernah tau anak yang mana yang akan menjadi "penolong" kita di akhirat kelak. http://kprihatmono.blogspot.com/2016/02/kprihatmonoblogspotcoid-mencapai-5.html
Ternyata pada musibah ini, kita bisa ambil hikmah lain, semua atas kehendak Allah juga dapat terjadi.


ORANG TUA PASIEN LAMPUNG
Penulis mendapat kabar kemarin pagi 23 Desember 2018 karena kami ada beberapa orang tua pasien yang tinggal di Lampung Selatan. Setelah 3 orang tua pasien yang penulis tanyakan alhamdulillah baik-baik saja, ternyata ada 1 pasien  yang rumahnya dekat RSUD Kalianda, yang ibunya abdi negara memiliki bayi DS  (Down Syndrome) usia saat ini 10 bulan dan telah ikut fisioterapi dengan kami sejak A berusia 1 bulan.  Ibu A adalah orang Sumatra Barat, karena penulis juga orang Sumatra Barat (Balaiselasa)  ibu U memanggil penulis dengan sebutan "Bang".

A memiliki jantung bocor di 3 posisi: VSD (serambi) bocor besar, PDA 3 mm dan ASD (serambi) kecil dan memang sebagai orang tua mana yang tidak syok, yang baru memliki bayi DS di kala divonis suspect DS, bisa saja ada ibunya yang kurang terima, ada kalanya suami yang kurang terima, ada kalanya suami dan istri keduanya kurang menerima kondisi bayi divonis DS.

Terlebih bagi yang bayi DS memiliki kakak / abang sehingga ada saja kejadian bayi tertular pilek dari kakaknya yang akhirnya membuat bayi DS, terlebih memiliki masalah KJB (Kelainan Jantung Bawaan) cukup besar sangat cepat (hanya beberapa hari) menjadi pneumonia, di kala usia 3 bulan sudah mendapat rujukan harus tes echo jantung di RSAB Harapan Kita Slipi Jakarta Barat untuk mendapatkan obat meredam kerja berat jantung dan obat meredam hipertensi sehingga harus balik lagi ke Lampung, sehingga beberapa bulan membuat lelah memang dan harus sabar bagi yang memiliki bayi ini terlebih dengan kondisi KJB besar, karena obat harus minum tiap hari dan obat hanya diresepkan adalah untuk per 30 hari.

Bertambah membuat lelah orang tua bila bayi sakit sampai gejala pneumonia (radang paru) dan ada masalah di KJB sehingga batuk pilek 4 atau 5 hari saja, sudah sangat cepat paru-paru menjadi sesak akibat (gejala) pneumonia, seperti pernah terjadi pada A di sekitar 3 bulan lalu (September 2018). dikarenakan harus berobat ke RS Urip Sumoharjo di Bandar Lampung dengan jarak 60 kilometer yang harus ditempuh, karena bagi bayi DS dengan bocor jantung besar yang mengalami (gejala) pneumonia memang tidak sembarangan untuk pengobatannya, tidak bisa dengan rawat jalan, harus mempertimbangkan kondisi jantung yang bocor besar, terlebih A sudah mengalami agak bengkak jantung.

Ibu U memang sudah demikian sayang dengan A walau sesibuk apapun semua diusahakan demi anak. Terlebih pada fisioterapi kami adalah mengusahakan dengan usapan dan urut ringan dengan kasih sayang serta do'a bagi bayi. Hingga suatu malam di 22 Desember 2018 kemarin ibu U bersama keluarga semobil jalan-jalan ke pantai di pukul 21an malam itu.

Bayi DS (Perantara) Penyelamat Keluarga ibu U di Lampung


Penulis :
Bu U, jauh dari tsunami bu ?

Bu U di Lampung :
Deket bang
Kami semalam hampir saja kejadian
Dalam hitungan detik gak sempet pulang dari laut

Penulis :
Astaghfirulloh

Ibu U di Lampung :
Mungkin kami sudah gak ada di dunia bang

Gelombang 3 meteran
Banyak yang meninggal
Tapi masih ada yang belum diketahui


Chat Whatsapp Penulis dengan ibu U 23 Desember 2018


Kata Bu U di Lampung:
Tumben bang
Kami semalam main ke laut
Biasanya jarang banget
Apalagi malam
Awalnya Axxxxx rewel di mobil
(icon murung)
Jadi kami langsung pulang
Baru sekitar 200 meter pas naik tanjakan
Kami dengar suara dentuman keras
Kami kira bunyi mobil
Jadi kami terus jalan lagi
Mau (sampai) dekat rumah orang-orang teriak TSUNAMI
Kaget
Benar-benar shock bang
Apalagi tadi pagi (maksudnya di 23 Des) ngejaga di sana
Lihat situasi
Berbeda dari semalam
Allah Maha Besar bang
Saya sangat bersyukur
Axxxxx rewel jadi penyelamat kami

Penulis respon:
Nah alhamdulillah kan, kita tidak pernah tau siapa yang akan menjadi "perantara" yang bisa memberi "tanda" penolong  kita. Ini menjadi hikmah yang bisa kita ambil.

Lalu saya minta izin kepada ibu U agar diperbolehkan untuk kisah nyatanya bahwa telah Allah selamatkan melalui A yang rewel di malam itu, untuk menjadi salah satu artikel penulis, semoga (kata penulis ke ibu U) kisah nyatanya menjadi motivasi & penyemangat para orang tua lain yang masih syok berkepanjangan atau yang masih saja suka bertanya (misalkan bayinya sudah agak besar atau 1 tahun atau 1,5 tahun masih saja selalu bertanya misalkan dengan pertanyaan: Kenapa anak saya yang DS ? Semoga kisah nyata ini menjadikan kepada para orang tua pemilik bayi DS di manapun berada, ikhlas menerima apa yang sudah menjadi qodarulloh. (Maaf) bayi tabungpun bisa terjadi down syndrome padahal sudah sperma pilihan dan ovum pilihan terbaik (walau sudah dinyatakan normal dengan pemeriksaan USG). Juga di keluarga tidak ada riwayat DS pun 90% terjadi kelahiran bayi DS (spontan), sedangkan karena faktor keturunan kasusnya tidak lebih dari 5% akan melahirkan DS.

Lanjut Bu U:
Axxxxx anak kesayanganku
Gak papa berbagi
Karena perantaraannya kami semalam selamat dari musibah
Luar biasa Axxxxx
Hanya Allah yang tau
Dia (Allah) yang menciptakan kelebihan dan kekurangan
Jadi kita hanya bisa menerima
Saya bahagia bang
Saya juga gak malu punya anak DS
Ayahnya banyak perubahan semula kurang sabar sekarang jadi umat yang sabar
Ibadahnya lebih tekun.

Kata penulis:
Pasti suami ibu sekarang makin sayang sama Axxxxx


Kata ibu U:
Semakin sayang
Dia (maksudnya suami) sejam sekali video call sama Axxxxx
Kata dia (maksudnya suami) Axxxxx butuh dia
Bahagia bang
(icon wajah dengan mata ada gambar hati 3x dari ibu U)
--------------------------------------------------------------------

ALHAMDULILLAH.
Uang inshaa Allah bisa dicari, tapi nyawa belum tentu bisa kembali bila ajal sudah menjelang dari bencana. Andaikan bapak/ibu menjadi posisi ibu U dan suaminya, maka apapun akan diusahakan demi anak tercinta, karena bapak/ibu telah "berhutang" nyawa dengannya. Semoga bagi para orang tua lain, tidak perlu sampai terjadi seperti ini kita baru sayang dengan anak / bayi kita yang terlahir kelainan. Anak adalah titipan dari Allah SWT sekaligus ujian, semua pasti ada hikmah yang kita belum tau dari Allah SWT. Tanpa perlu menanyakan kenapa harus anak saya yang DS, semoga kita selalu menjadi hamba Allah yang menerima apapun yang sudah menjadi kehendak-Nya, tinggal kita ikhtiar yang terbaik dan bersyukur atas segala yang diberikan-Nya. Aamiin ya rabbal alamin.

Kepada para orang tua yang memiliki bayi penyandang trisomi 21:
Jangan putus asa
Jangan menyerah
Ayo maju bersama anak
Rawatlah sebaik dan secepat mungkin (masa tercepat perbaikan wajah usia sebelum 350 hari dan masa tercepat untuk perkembangan tumbuh kembang harus sudah baik di 1000 hari pertamanya)
Dan didiklah dengan baik sehingga menjadi anak yang dewasa nanti menjadi anak mandiri yang sejahtera.  

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk bapak/ibu sekalian terutama bagi yang baru memiliki bayi DS.







 


  Beberapa foto kiriman ibu U ke penulis langsung dari tempat kejadian tsunami
dan ada foto korban meninggal di laut yang tidak bisa penulis tampilkan di sini.

Salam dari penulis,
Drs. R. Kurniawan Prihatmono
Sms-kan nomor WA ke 081386837511

JANGAN EMAIL
Hanya bagi yang serius memiliki bayi DS
Menerima semua agama & suku apapun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar